Menelusuri Sejarah Suku Alor: Warisan Budaya di Ujung Timur Nusa Tenggara!

Senin 14-07-2025,11:02 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Museum Siwalima: Menyimpan Jejak Budaya dan Maritim Maluku!

Moko tidak hanya digunakan sebagai alat musik, tetapi juga sebagai benda warisan, mas kawin, dan penanda status sosial dalam masyarakat.

Karena nilainya yang tinggi, moko menjadi benda pusaka yang diwariskan secara turun-temurun.

Satu lagi warisan budaya penting adalah tarian Lego-lego, yang dilakukan secara massal dengan formasi melingkar sambil menyanyikan syair tradisional.

Tarian ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana pemersatu dan ekspresi rasa syukur kepada leluhur.

BACA JUGA:Mengenal Suku Wayoli: Identitas Budaya Tersembunyi di Pedalaman Maluku Tengah

Kehidupan di Kampung Adat Takpala

Salah satu representasi hidup dari tradisi Suku Alor dapat dilihat di Kampung Adat Takpala.

Terletak di Desa Lembur Barat, kampung ini menjadi etalase budaya Suku Abui yang masih mempertahankan rumah adat panggung beratap ilalang, pakaian tradisional, dan pola hidup kolektif.

Meski telah menjadi destinasi wisata budaya, kehidupan masyarakat Takpala tetap setia pada nilai-nilai adat.

Tantangan dan Pelestarian

BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Gunung Pangrango: Antara Keindahan Alam dan Aura Gaib di Puncak Jawa Barat!

Seiring berkembangnya zaman, Suku Alor menghadapi tantangan besar dalam menjaga eksistensi budayanya.

Modernisasi, migrasi, dan globalisasi telah menggeser sebagian tradisi lama. Banyak bahasa lokal yang terancam punah karena kurangnya penutur muda.

Namun, berbagai upaya pelestarian terus dilakukan, baik oleh pemerintah daerah maupun komunitas lokal, termasuk pengenalan budaya Alor melalui festival, pendidikan multibahasa, dan promosi pariwisata berbasis budaya.

Kategori :