Meskipun tidak mengalami eksploitasi besar-besaran seperti wilayah tambang atau perkebunan lain, keberadaan danau ini menarik perhatian para peneliti dan naturalis kolonial yang tertarik pada flora dan fauna Kalimantan.
Namun, seiring masuknya pembangunan dan modernisasi, fungsi Danau Nibung perlahan berubah.
Sebagian kawasan sekitarnya mulai dibuka untuk permukiman, pertanian, dan aktivitas lainnya. Meski begitu, masyarakat lokal tetap menjaga sebagian besar kawasan danau agar tidak rusak.
Upaya Pelestarian dan Potensi Wisata
Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Lamandau bersama tokoh adat dan LSM lingkungan mulai menyusun program pelestarian Danau Nibung.
Langkah-langkah seperti pembersihan danau, pengaturan zona tangkap ikan, serta penanaman kembali pohon nibung mulai digalakkan.
Edukasi kepada generasi muda pun dilakukan agar mereka paham pentingnya menjaga warisan alam ini. Di sisi lain, Danau Nibung mulai dipromosikan sebagai destinasi wisata berbasis alam dan budaya.
Kegiatan seperti susur danau dengan perahu, pengamatan burung, serta wisata budaya Dayak menjadi daya tarik baru yang mulai dilirik wisatawan, terutama pencinta alam dan peneliti.