PAGARALAMPOS.COM - Di balik megahnya perbukitan Jambi, berdirilah Gunung Masurai, sebuah gunung berapi yang menyimpan jejak geologi kuno dan warisan budaya lokal yang kaya.
Terletak di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Gunung Masurai memiliki ketinggian sekitar 2.980 meter di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan yang membentang di sepanjang sisi barat Pulau Sumatra.
Gunung ini tidak hanya dikenal karena panorama alamnya yang memesona, tetapi juga karena nilai sejarah dan legenda yang melingkupinya.
Asal-usul Nama dan Posisi Geografis
BACA JUGA:Sejarah Danau Ranau: Keindahan Alam dan Warisan Geologi di Perbatasan Sumatera Selatan dan Lampung
Nama "Masurai" sendiri dipercaya berasal dari bahasa setempat yang berarti "emas yang berkilau" atau "bercahaya".
Konon, nama ini diambil dari cerita masyarakat yang menyebut bahwa puncak gunung ini pernah memantulkan cahaya keemasan saat matahari terbit.
Secara administratif, Gunung Masurai masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO karena keanekaragaman hayatinya yang luar biasa.
Secara geologi, Gunung Masurai adalah gunung berapi tipe stratovolcano yang terbentuk oleh letusan besar jutaan tahun silam.
BACA JUGA:Sejarah Goa Pindul: Legenda, Geologi, dan Transformasi Menjadi Destinasi Wisata Populer di Gunungkidul!
Saat ini, gunung tersebut dikategorikan sebagai gunung api tidak aktif, meski beberapa kawasan di sekitarnya menunjukkan tanda-tanda aktivitas hidrotermal seperti mata air panas.
Letusan dan Pembentukan Kawah
Gunung Masurai memiliki sejarah vulkanik yang penting dalam pembentukan alam sekitarnya.
Letusan besar yang pernah terjadi dipercaya telah menciptakan kaldera besar yang kini menjadi Danau Kumbang, salah satu danau vulkanik tertinggi di Indonesia.
BACA JUGA: Jejak Sejarah Suku Zulu: Bangsa Pejuang yang Mengukir Legenda Afrika Selatan
Danau ini terletak di puncak gunung dan menjadi daya tarik utama bagi para pendaki dan peneliti.
Letusan tersebut juga diyakini menjadi titik awal terbentuknya berbagai aliran lava yang mengalir hingga ke lembah-lembah di sekitarnya.