3. Peran Kesultanan Bima
Penyebaran Islam di Sumbawa mendapat pengaruh kuat dari Kesultanan Bima. Melalui hubungan pernikahan dan kerja sama kerajaan, ajaran Islam berkembang pesat di wilayah ini sejak abad ke-17, turut membentuk adat keagamaan masyarakat.
4. Bahasa Samawa
Bahasa lokal yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Sumbawa adalah bahasa Samawa, yang merupakan bagian dari rumpun Austronesia. Bahasa ini menandai identitas khas dan menjadi salah satu kekayaan budaya lisan daerah.
BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Maluku Utara: Sasadu, Simbol Persatuan dan Kearifan Lokal Masyarakat Sahu!
BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Kalimantan Selatan: Mengenal Arsitektur dan Nilai Budaya Rumah Baanjung!
5. Hidup Agraris dan Keterampilan Menenun
Sebagian besar penduduk Sumbawa menggantungkan hidup pada bidang pertanian dan peternakan. Kuda dan kerbau bukan hanya alat bantu kerja, tetapi juga simbol status sosial dan budaya.
Para perempuan juga dikenal mahir dalam menenun kain tradisional dengan motif penuh makna filosofis.
6. Perjuangan Melawan Kolonialisme
Pada masa kolonial Belanda, masyarakat Sumbawa turut serta dalam perlawanan terhadap penjajahan. Semangat mempertahankan tanah dan budaya tetap menyala sebagai bagian dari perjuangan nasional.
7. Pengaruh Islam dalam Kehidupan Adat
Setelah masuknya Islam, berbagai tradisi di Sumbawa mulai disesuaikan dengan nilai-nilai keislaman. Salah satu tradisi yang masih dijalankan hingga kini adalah Barodak, yakni syukuran setelah menunaikan ibadah haji.
BACA JUGA:Sejarah Suku Zulu: Perjalanan Sebuah Bangsa Pejuang dari Afrika Selatan!
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Suku Kluet: Asal Usul, Budaya, dan Perannya dalam Keberagaman Aceh Selatan!
8. Legenda dan Cerita Rakyat