Sejarah Tradisi Seba Baduy: Perjalanan Suci Masyarakat Adat dalam Menghadap Penguasa dan Menjaga Alam!

Senin 30-06-2025,15:23 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Ratusan bahkan hingga ribuan warga Baduy akan berjalan kaki sejauh puluhan kilometer dari pedalaman Kabupaten Lebak menuju pusat pemerintahan di Kabupaten Pandeglang dan Kota Serang, yang secara simbolik mereka anggap sebagai “pusat kekuasaan”.

BACA JUGA:Telaga Bedakah: Pesona Alam dan Keindahan Tersembunyi di Kabupaten Wonosobo

Mereka membawa hasil bumi seperti pisang, talas, dan beras sebagai persembahan kepada pemerintah, yang disebut dengan istilah kiriman.

Ini adalah simbol ungkapan syukur serta pengingat bahwa alam telah memberi berkah dan sudah sepatutnya manusia menjaganya.

Yang menarik, selama perjalanan Seba, masyarakat Baduy tetap menjaga tata krama dan kesederhanaan.

Mereka tidak menggunakan kendaraan, tidak membawa barang mewah, dan berpakaian sesuai adat—yakni putih polos untuk Baduy Dalam, dan hitam-biru tua untuk Baduy Luar.

BACA JUGA:Menelusuri Keindahan Telaga Bedakah: Surga Tersembunyi di Wonosobo yang Wajib Dikunjungi

Nilai Filosofis dan Simbolik

Tradisi Seba bukan hanya tentang persembahan hasil bumi atau sekadar prosesi jalan kaki. Seba adalah simbol keterikatan antara rakyat dan pemimpin, serta perwujudan rasa tanggung jawab sosial dan ekologis.

Dalam setiap penyampaian pesan di hadapan pejabat, para tetua Baduy biasanya menyampaikan harapan agar pemerintah ikut menjaga kelestarian hutan dan lingkungan mereka.

Bagi masyarakat Baduy, hutan adalah ibu dan sumber kehidupan.

Kerusakan hutan berarti kerusakan tatanan hidup, baik secara fisik maupun spiritual. Oleh karena itu, pesan pelestarian lingkungan selalu menjadi inti dari tradisi ini.

BACA JUGA:Menelusuri Keunikan Suku Napu: Warisan Budaya dari Lembah Sulawesi yang Abadi

Perubahan dan Pelestarian

Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi Seba Baduy juga mengalami sejumlah penyesuaian.

Pemerintah daerah mulai memberikan dukungan dalam bentuk pengawalan dan fasilitas, tanpa mengubah nilai inti dari tradisi tersebut.

Kategori :