Sejarah Rumah Adat Maluku Utara: Sasadu, Simbol Persatuan dan Kearifan Lokal Masyarakat Sahu!

Senin 23-06-2025,19:12 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Indonesia merupakan negeri yang kaya akan budaya dan warisan arsitektur tradisional.

Setiap provinsi memiliki rumah adat yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai sosial, budaya, dan spiritual masyarakat setempat.

Asal-usul dan Makna Filosofis Sasadu

BACA JUGA:Sejarah Suku Alor: Warisan Budaya dari Ujung Timur Nusa Tenggara Timur!

Nama “Sasadu” berasal dari bahasa Sahu yang berarti tempat berkumpul atau rumah bersama.

Tidak seperti rumah tinggal pada umumnya, Sasadu dibangun bukan untuk dihuni secara permanen, melainkan sebagai pusat aktivitas sosial dan budaya.

Di sinilah masyarakat berkumpul untuk berdiskusi, menyelesaikan masalah adat, menggelar upacara, hingga menyambut tamu penting. Sasadu menjadi simbol musyawarah dan persatuan masyarakat.

Dalam pandangan masyarakat Sahu, Sasadu tidak sekadar bangunan fisik, melainkan ruang spiritual yang menghubungkan manusia dengan leluhur dan nilai-nilai luhur kebersamaan.

Filosofi Sasadu menekankan pentingnya hidup bersama dalam semangat saling menghargai, tanpa memandang perbedaan status sosial atau latar belakang.

Sejarah dan Perkembangan

BACA JUGA:Sejarah Suku Zulu: Perjalanan Sebuah Bangsa Pejuang dari Afrika Selatan!

Tradisi membangun Sasadu telah berlangsung sejak berabad-abad lalu, bahkan sebelum masuknya pengaruh luar ke wilayah Halmahera.

Sasadu pertama dibangun secara gotong royong oleh warga kampung untuk menjawab kebutuhan akan ruang komunal.

Seiring waktu, bentuk dan fungsinya berkembang, tetapi nilai-nilai dasar yang terkandung tetap dipertahankan. Pada masa kolonial, Sasadu juga menjadi tempat perlawanan simbolik terhadap kekuasaan asing.

Para tokoh adat kerap berkumpul di sana untuk membahas strategi perlawanan dan mempertahankan budaya lokal dari intervensi luar.

Kategori :