PAGARALAMPOS.COM - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) terus menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat iklim investasi nasional, khususnya di sektor infrastruktur.
Salah satu upaya strategis yang tengah digenjot adalah percepatan penyusunan dan integrasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan sistem Online Single Submission (OSS).
Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Tata Ruang Kementerian ATR/BPN, Suyus Windayana, dalam forum tematik bertajuk Proses Investasi Infrastruktur di Indonesia yang menjadi bagian dari rangkaian International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, Rabu (11/06/2025).
Dalam paparannya di Jakarta International Convention Center, Suyus menjelaskan bahwa RDTR yang terintegrasi dengan OSS menjadi salah satu syarat utama dalam mendukung proses perizinan yang cepat, efisien, dan berbasis tata ruang yang jelas. “Untuk menarik investor, ada dua kebijakan yang sudah dibuat pemerintah.
Pertama dari sisi regulasi. Kita sudah memiliki Undang-Undang Cipta Kerja dan PP Nomor 21 Tahun 2021 yang memberikan kemudahan signifikan baik untuk kegiatan berusaha, non-berusaha, maupun proyek strategis nasional,” ujar Suyus.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa RDTR merupakan alat penting untuk memberikan kepastian hukum dalam pemanfaatan ruang, yang menjadi pondasi utama dalam investasi infrastruktur.
BACA JUGA:ATR/BPN Unjuk Gigi di ICI 2025, Tampilkan Teknologi Canggih Tata Ruang dan Pertanahan
“Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) yang berbasis RDTR adalah pintu awal dalam proses perizinan.
Kalau RDTR-nya sudah ada dan terintegrasi OSS, perizinan bisa selesai dalam satu hari,” ungkapnya.
Saat ini, tercatat sebanyak 645 RDTR telah disusun oleh berbagai daerah, namun baru sekitar 352 RDTR yang telah terintegrasi dengan OSS.
Meski belum menyentuh separuh dari total RDTR yang ada, dampak integrasi ini telah menunjukkan hasil yang sangat signifikan.
BACA JUGA:Pastikan Legalitasnya, Ini Langkah Mudah Daftarkan Tanah Wakaf di ATR/BPN
“Dari sekitar 350 RDTR yang sudah terhubung OSS, permohonan izin investasinya sudah mencapai lebih dari 340.000.