PAGARALAMPOS.COM - Di tengah tren gaya rambut yang silih berganti, model curly shag muncul sebagai salah satu gaya yang menarik perhatian pecinta fashion dan gaya hidup alami.
Tampilan ini menggabungkan elemen rambut keriting alami dengan potongan lapisan tidak simetris yang memberi kesan santai, ekspresif, dan penuh karakter.
Gaya ini seolah menjadi bentuk perayaan terhadap keunikan tekstur rambut serta kebebasan berekspresi, tanpa perlu usaha berlebihan—effortless but chic.
Asal Usul dan Evolusi Gaya Shag
Gaya shag pertama kali populer pada era 1970-an dan identik dengan sosok musisi serta aktor era tersebut, seperti Joan Jett dan Mick Jagger.
Potongannya khas dengan banyak lapisan (layers) yang menciptakan volume serta tekstur berani. Versi klasiknya biasanya diaplikasikan pada rambut lurus atau bergelombang ringan.
Namun, ketika tren kembali ke arah natural dan self-acceptance, curly shag—variasi shag pada rambut keriting—mengalami kebangkitan.
Di sinilah transformasi modern dimulai. Perpaduan antara potongan acak dan gelombang alami menciptakan tampilan yang unik, personal, dan cocok untuk berbagai bentuk wajah.
Karakteristik Curly Shag
BACA JUGA:Top Knot Pilihan Alternatif Bagi Pria Berambut Panjang yang Ingin Tetap Praktis
Curly shag ditandai dengan potongan lapisan tak simetris yang dimulai dari atas kepala dan turun ke bawah dengan gradasi yang tidak terlalu teratur.
Pada rambut keriting, lapisan-lapisan ini menonjolkan volume dan dinamika alami rambut, sekaligus mengurangi kesan “mengembang berlebihan” yang sering dikeluhkan pemilik rambut ikal.
Bagian depan biasanya dilengkapi dengan poni tipis atau curtain bangs yang dipotong secara lembut. Hal ini menciptakan keseimbangan antara tampilan yang berani dan feminin.
Struktur curly shag terlihat bebas dan hidup, cocok bagi mereka yang ingin tampil segar, artistik, dan tidak terikat standar kecantikan konvensional.