Karena itu, potongan ini tak bisa diambil hanya karena sedang tren.
Harus ada keberanian sekaligus pertimbangan matang sebelum memotong rambut sedrastis itu.
Kita bukan hanya berbicara soal gaya, tapi juga tentang kenyamanan diri.
Seorang hairstylist profesional pun biasanya tidak sembarangan menawarkan micro bangs kepada klien.
Ia akan mempelajari karakter wajah, gaya hidup, bahkan kepribadian si pemilik rambut terlebih dahulu.
BACA JUGA:Soft Layer untuk Rambut Panjang Anggun dan Tidak Ribet
Gaya micro bangs juga punya efek psikologis yang cukup kuat. Ia memberi kesan bahwa si pemakainya adalah sosok yang berani, percaya diri, dan tidak takut menjadi pusat perhatian.
Tak heran, banyak tokoh fashion dan selebritas dunia menjadikan gaya ini sebagai statement pribadi.
Tapi gaya ini bisa juga menimbulkan rasa canggung bagi yang belum terbiasa dilihat “berbeda” dari kebanyakan orang.
Dalam konteks sosial, tampil mencolok kadang menjadi pedang bermata dua.
BACA JUGA:Tampil Stylish dan Berkelas untuk Perempuan Muda, Model Rambut Ala Fuji Bisa Jadi Pilihan Terbaik
Tren potongan rambut memang selalu berputar.
Micro bangs sempat booming di era 50-an dan kemudian muncul kembali di panggung mode modern.
Setiap kali ia kembali, selalu ada nuansa pemberontakan dan semangat individualisme yang dibawanya.
Tidak heran jika gaya ini lekat dengan dunia seni, film, dan panggung musik Mereka yang hidup dari ekspresi visual tampaknya paling cocok mengadopsi potongan ini sebagai bagian dari identitas diri.
BACA JUGA:Potongan Rambut Asimetris Ketika Ketidakseimbangan Menjadi Tren