PAGARALAMPOS.COM - Museum Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan salah satu ikon sejarah penting di Palembang, Sumatera Selatan.
Terletak di tepi Sungai Musi dan berdampingan dengan Jembatan Ampera yang legendaris, museum ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban kota Palembang.
Dari masa kejayaan Kesultanan hingga masa kolonialisme dan kemerdekaan Indonesia.
Asal-usul dan Latar Sejarah
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Peradaban Islam di Tanah Pasai: Sejarah Museum Malikussaleh!
Nama museum ini diambil dari sosok Sultan Mahmud Badaruddin II, seorang pemimpin besar yang pernah memerintah Kesultanan Palembang Darussalam pada awal abad ke-19.
Beliau dikenal sebagai sosok yang gigih melawan penjajahan Belanda dan menjadi simbol perlawanan rakyat Palembang.
Tidak heran jika namanya kini diabadikan sebagai nama museum serta menjadi pahlawan nasional Indonesia.
Gedung yang kini menjadi museum ini awalnya merupakan bekas benteng peninggalan kolonial Belanda yang bernama Benteng Kuto Besak.
Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah kolonial membangun gedung baru yang bergaya arsitektur Eropa pada awal abad ke-19, tepat di kawasan strategis dekat Sungai Musi.
Gedung ini awalnya digunakan sebagai pusat administrasi kolonial.
Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini sempat menjadi kantor pemerintah daerah Sumatera Selatan.
Kemudian, pada tahun 1984, gedung ini secara resmi diresmikan sebagai Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Peradaban Islam di Tanah Pasai: Sejarah Museum Malikussaleh!
Tujuannya adalah untuk melestarikan berbagai peninggalan budaya dan sejarah Palembang, serta mengenalkan kembali sosok Sultan Mahmud Badaruddin II kepada generasi muda.