Dijelaskan melalui cerita kuno yang menyebutkan bahwa Ajisaka di masa lampau tiba di tanah Jawa.
Secara perlahan, satu per satu makhluk gaib yang ada di Pulau Jawa diceritakan tunduk kepadanya.
Namun, terdapat satu wilayah yang tidak dapat ia kendalikan, yaitu Alas Purwo.
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Puncak Jaya: Sejarah, Mitos, dan Pesona Gunung Tertinggi di Indonesia
Ajisaka adalah sosok penting yang menjadi asal mula raja-raja di Pulau Jawa.
Ajisaka tinggal di wilayah Jawa Tengah, yang pada masa itu disebutkan dalam sebuah kisah kuno sebagai kawasan Shang Werdita Sangkala.
Ajisaka juga dikatakan berasal dari India dan datang ke tanah ini. Ia selalu mengenakan sebuah selendang di kepalanya.
Meskipun tampak kecil, selendang tersebut jika dibentangkan bisa sepanjang Pulau Jawa.
Di sepanjang selendang itulah wilayah yang mampu dikuasai oleh Ajisaka.
Dipercaya bahwa Ajisaka menerima wahyu Suryaloka atau wahyu untuk mendirikan sebuah kerajaan, dan keturunannya akan menjadi penguasa berikutnya.
Wahyu Suryaloka diberikan karena di era Ajisaka, sebuah negeri yang dibangun akan menghadapi bencana yang dapat menghancurkan kerajaan itu.
Cerita tentang Aji Saka, seorang pendekar sakti, juga berhubungan dengan pengenalan peradaban di Pulau Jawa.
BACA JUGA:Jejak Leluhur di Candi Pari: Sejarah, Mitos, dan Warisan yang Tersembunyi
Beberapa ahli sepakat bahwa cerita Aji Saka berkaitan dengan penggunaan Kalender Saka.
Di Jawa, Aji Saka memperkenalkan sistem penanggalan yang dikenal sebagai tahun Saka, yang dimulai sejak kedatangannya, tepatnya tahun 1 Saka (78 Masehi).
Selain memperkenalkan tahun Saka, Aji Saka juga menyebarkan keterampilan membaca dan menulis sebagai dasar perkembangan budaya.