Selain itu, gunung ini juga sering dikaitkan dengan legenda dan kisah spiritual.
Beberapa masyarakat Wonosobo dan Temanggung meyakini bahwa Gunung Kembang adalah tempat bertapanya para leluhur atau tokoh-tokoh spiritual Jawa.
Ada yang menyebut bahwa gunung ini adalah tempat pertapaan Prabu Siliwangi, meskipun belum ada bukti sejarah tertulis yang memperkuat klaim ini.
Cerita rakyat juga menyebutkan bahwa di salah satu puncaknya terdapat sebuah batu besar yang disebut sebagai "Batu Tapa", tempat di mana tokoh leluhur melakukan semedi. BACA JUGA:Keris Palembang hingga Siwar: Pusaka Senjata Tradisional Sumatera Selatan
Tempat ini kerap dijadikan tujuan ziarah, terutama pada malam-malam tertentu seperti malam Jumat Kliwon, karena dianggap sebagai lokasi yang keramat dan penuh energi spiritual.
Gunung yang Dihormati
Berbeda dengan gunung-gunung lain yang lebih populer sebagai destinasi pendakian, Gunung Kembang lebih banyak dikunjungi oleh para peziarah dan pencari ketenangan batin.
Bahkan, pendaki lokal sering menyebut bahwa gunung ini “tidak bisa didaki sembarangan”.
Dalam artian, pendaki diimbau untuk menjaga sopan santun, berperilaku tenang, dan tidak melanggar norma-norma adat yang dipercaya masyarakat setempat.
Tidak sedikit pula masyarakat yang melakukan ritual atau upacara adat di beberapa titik gunung, terutama di kawasan sumber mata air atau batu-batu besar yang dianggap sakral.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Jembatan Barelang: Simbol Kemajuan Batam yang Mendunia!
Air dari mata air Gunung Kembang bahkan dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan dan sering diambil untuk keperluan spiritual seperti pengobatan atau sesaji.
Keindahan Alam yang Menawan
Di luar nilai-nilai spiritual dan sejarah yang melekat, Gunung Kembang juga memiliki daya tarik dari segi keindahan alam.
Saat mendaki, pendaki akan melewati hutan pinus yang asri, ladang-ladang warga, dan kawasan terbuka dengan panorama menakjubkan.
Dari puncaknya, pemandangan Gunung Sindoro tampak begitu dekat dan megah, seolah hanya sejengkal dari jangkauan.