Menelusuri Warisan Suku Tidore: Penjaga Tradisi dan Kemegahan Kesultanan di Timur Indonesia

Sabtu 07-06-2025,15:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

BACA JUGA:Memahami Sejarah Suku Kerinci: Menelusuri Jejak Peradaban Tertua di Jantung Sumatra!

BACA JUGA:Sejarah Suku Ngaju: Menelusuri Jejak Budaya, Kepercayaan, dan Perjuangan Identitas di Kalimantan Tengah!

Islam dan Tradisi Leluhur

Masuknya Islam ke Tidore terjadi secara bertahap melalui jalur perdagangan dengan para pedagang Arab dan Gujarat.

Sejak abad ke-15, ajaran Islam mulai menyatu dengan budaya setempat dan kemudian menjadi agama utama masyarakat.

Kesultanan Tidore menjadikan Islam sebagai fondasi spiritual dan politik. Meskipun begitu, berbagai tradisi lokal tetap dijaga dan diselaraskan dengan ajaran agama.

Salah satu contohnya adalah tradisi horu, yaitu perhelatan adat mirip kenduri yang menggabungkan doa-doa Islam dengan unsur budaya lokal.

Perjuangan Melawan Kolonialisme

Suku Tidore memiliki kontribusi besar dalam perjuangan melawan penjajahan. Tokoh paling dikenal dari masa ini adalah Sultan Nuku Muhammad Amiruddin yang memimpin perlawanan terhadap kolonial Belanda pada akhir abad ke-18.

BACA JUGA:Sejarah Suku Batak: Jejak Leluhur, Budaya, dan Identitas dari Tanah Toba!

BACA JUGA:Sejarah Candi Agung Amuntai: Warisan Kerajaan Hindu di Kalimantan Selatan

Atas jasa-jasanya, Sultan Nuku dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1995.

Suku Tidore di Masa Kini

Di era modern, Suku Tidore tetap eksis dan aktif menjaga warisan budayanya. Tradisi, bahasa, serta seni tetap dilestarikan meskipun modernisasi terus merambah ke berbagai aspek kehidupan.

Salah satu bentuk pelestarian budaya yang menonjol adalah perayaan tahunan Hari Jadi Tidore.

Acara ini menampilkan pertunjukan seni tradisional, tarian adat, dan prosesi budaya sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah dan jati diri mereka.

Kategori :