Ornamen dan pahatan di pura ini menampilkan cerita dari epos Ramayana dan Mahabharata serta lambang-lambang spiritual yang dipercaya memiliki kekuatan pelindung dan pembersih.
Pura ini bukan sekadar bangunan, melainkan ruang sakral untuk berkomunikasi dengan Tuhan lewat berbagai upacara, meditasi, dan persembahan.
Perjalanan Rohani dan Tantangan Pendakian
Peziarah yang ingin mencapai Pura Lempuyang Luhur di puncak harus menapaki lebih dari 1.700 anak tangga, perjalanan yang menuntut fisik dan mental.
BACA JUGA:Memahami Sejarah Suku Kerinci: Menelusuri Jejak Peradaban Tertua di Jantung Sumatra!
Banyak orang memilih berhenti di Pura Penataran Agung karena aksesnya lebih mudah dan pemandangan Gunung Agung yang menakjubkan dari lokasi ini sering disebut sebagai “Gerbang Surga”.
Para peziarah biasanya datang dengan niat membersihkan hati dan pikiran. Sebelum pendakian, beberapa menjalani puasa dan meditasi sebagai simbol pembersihan diri secara spiritual.
Wisata Spiritual dan Pelestarian Sakralitas
Belakangan, Pura Penataran Agung Lempuyang menjadi tujuan wisata spiritual yang populer, terutama karena foto-foto gerbangnya yang ikonik sering muncul di media sosial.
Meski demikian, kesakralan tempat ini tetap dijaga dengan ketat.
BACA JUGA:Sejarah Suku Simalungun: Jejak Peradaban Tua dari Tanah Sumatera Utara!
Para pengunjung diwajibkan memakai pakaian adat, menghormati aturan kesopanan, dan tidak diperkenankan memasuki area utama kecuali untuk bersembahyang.
Komunitas lokal aktif menjaga kebersihan dan nuansa religius agar pura ini tetap terjaga sebagai tempat suci bagi generasi mendatang.