Komoditas utama yang diperdagangkan meliputi hasil laut, kayu, dan rotan.
Pengaruh Islam dan Akulturasi Budaya
Islam mulai dikenal di wilayah Berau pada sekitar abad ke-16, ditandai dengan masuknya agama ini ke kalangan bangsawan dan masyarakat umum.
Meski begitu, beberapa unsur kepercayaan dan adat lama tetap dipelihara dan diselaraskan dengan ajaran Islam, menciptakan harmonisasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Tradisi dan Budaya yang Terjaga
Upacara Bapalas Tahun merupakan salah satu tradisi penting yang masih dijalankan hingga kini.
Ritual ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bumi dan rezeki selama setahun. Berbagai tarian tradisional, seperti Tari Giring-Giring, serta musik khas daerah turut meramaikan prosesi tersebut.
Kehidupan sosial masyarakat Berau pun dikenal kental dengan nilai gotong royong dan penghormatan terhadap adat.
BACA JUGA:Sejarah Suku Simalungun: Jejak Peradaban Tua dari Tanah Sumatera Utara!
Mereka menerapkan sistem kekerabatan patrilineal, dan tokoh adat masih memiliki peran sentral dalam pengambilan keputusan bersama.
Kain tenun khas Berau juga menjadi simbol budaya yang menunjukkan identitas sosial serta makna dalam berbagai upacara.
Jejak Sejarah dan Peninggalan Budaya
Salah satu warisan bersejarah yang penting adalah Kompleks Makam Raja-Raja Sambaliung, tempat peristirahatan terakhir para sultan dan tokoh berpengaruh di masa lalu.
Situs ini kini menjadi lokasi ziarah dan pelestarian budaya. Selain itu, bangunan bersejarah seperti Istana Sambaliung dan Museum Batiwakkal masih menyimpan berbagai peninggalan penting berupa naskah kuno, senjata tradisional, serta pakaian kerajaan.
Suku Berau di Era Kontemporer