PAGARALAMPOS.COM - Di era digital yang serba cepat ini, keamanan data pribadi menjadi prioritas utama bagi setiap pengguna smartphone.
Apple, sebagai salah satu pemimpin dalam inovasi teknologi, terus berupaya meningkatkan fitur keamanan pada iPhone untuk melindungi data penggunanya.
Salah satu fitur yang belakangan ini menarik perhatian adalah "inactivity reboot" atau fitur auto restart iPhone yang diklaim dapat membantu menjaga keamanan data, terutama dalam skenario pencurian atau penyalahgunaan perangkat.
BACA JUGA:Ulefone Armor X31 Pro, HP Tangguh dengan Kamera 64 MP dan Baterai 6050 mAh
Mekanisme "Inactivity Reboot" pada iOS
Fitur auto restart pada iPhone, khususnya yang diperkenalkan pada iOS 18.1 (dan telah ada sejak iOS 18 dengan waktu yang lebih lama), bukanlah fitur yang bisa diatur atau dijadwalkan secara manual oleh pengguna seperti yang sering diasumsikan.
Sebaliknya, ini adalah mekanisme keamanan internal yang dirancang untuk melindungi data dalam situasi tertentu.
Secara sederhana, jika sebuah iPhone tidak dibuka kuncinya (unlocked) selama periode waktu tertentu – umumnya 3 hari (72 jam) – perangkat akan secara otomatis melakukan restart. Meskipun terdengar sepele, implikasi keamanan dari tindakan ini sangat signifikan.
BACA JUGA:Kenapa Google Tidak Bisa Diakses di HP? Ini Jawaban dan Solusinya
Mengapa Auto Restart Penting untuk Keamanan Data?
Untuk memahami mengapa fitur ini sangat penting, kita perlu memahami dua status kunci pada iPhone terkait enkripsi data:
Before First Unlock (BFU): Ini adalah status di mana iPhone berada setelah di-restart dan belum pernah dibuka kuncinya dengan passcode atau Face ID/Touch ID.
Dalam status BFU, seluruh data pada perangkat terenkripsi sepenuhnya, dan kunci enkripsi tidak berada di memori perangkat.
Ini membuatnya sangat sulit, bahkan hampir mustahil, bagi pihak yang tidak berwenang (termasuk alat forensik canggih) untuk mengakses data.
BACA JUGA:HP Omen Max 16, Laptop Gaming Terbaru yang Layak Jadi Pilihan Para Pro Gamer