Di dalam benteng terdapat beberapa ruang penting, seperti ruang penyimpanan senjata, ruang pengintai, dan barak bagi pasukan Belanda.
Selain itu, benteng juga memiliki sumur yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi penghuninya.
Peran Benteng Tahula dalam Sejarah Lokal
Selama masa penjajahan Belanda, Benteng Tahula berfungsi sebagai pusat administrasi dan militer di Pulau Buru.
Benteng ini menjadi simbol kekuasaan Belanda dan tempat mereka menjalankan berbagai kebijakan kolonial, termasuk pengawasan terhadap penduduk asli serta pengendalian perdagangan rempah-rempah.
Namun, benteng ini juga menjadi saksi perjuangan rakyat lokal yang berusaha melawan dominasi asing.
BACA JUGA:Sejarah Benteng Balangnipa: Simbol Keberanian dan Ketahanan Masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan!
Berbagai perlawanan dan pemberontakan terjadi di sekitar benteng, yang menandai semangat perlawanan masyarakat Maluku terhadap penjajahan.
Meskipun Benteng Tahula dirancang untuk melindungi kekuasaan Belanda, tak jarang benteng ini menjadi pusat konflik dan ketegangan antara penjajah dan penduduk asli.
Masa Setelah Penjajahan dan Kondisi Kini
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Benteng Tahula tidak lagi berfungsi sebagai pos militer. Namun, keberadaannya tetap menjadi bukti sejarah penting yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Sayangnya, seperti banyak situs sejarah lainnya, Benteng Tahula mengalami pengabaian dan kerusakan akibat faktor alam dan kurangnya perhatian konservasi selama beberapa dekade.
BACA JUGA:Sejarah Benteng Kedung Cowek: Warisan Pertahanan dan Perjuangan di Surabaya!
Namun, upaya pelestarian mulai dilakukan oleh pemerintah daerah bersama dengan masyarakat setempat dan para ahli sejarah.
Saat ini, Benteng Tahula mulai dikenal sebagai objek wisata sejarah yang menarik, terutama bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam sejarah kolonial di Maluku.
Benteng ini menjadi tempat edukasi bagi generasi muda mengenai perjuangan bangsa dan pentingnya melestarikan warisan budaya.