Menyikapi Sejarah Rumah Sasadu: Simbol Persatuan Orang Sahu di Halmahera Barat!

Kamis 15-05-2025,02:30 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Keunikan Rumah Sasadu adalah keterbukaannya. Rumah ini tidak memiliki dinding, yang mencerminkan nilai keterbukaan, kesetaraan, dan demokrasi dalam masyarakat Sahu.

Semua orang, tanpa memandang status sosial, memiliki hak yang sama untuk masuk dan menyampaikan pendapat.

Struktur dan Arsitektur

Rumah Sasadu dibangun dengan desain yang sangat khas dan sepenuhnya menggunakan bahan alami.

Rangka bangunannya terbuat dari kayu hutan, sedangkan atapnya menggunakan daun sagu atau daun kelapa yang dianyam rapat.

BACA JUGA:Menelusuri Monumen Juang 45: Jejak Perjuangan dan Semangat Patriotisme!

Lantainya adalah tanah padat, dan bangunannya ditopang oleh sejumlah tiang kayu besar yang kuat.

Bagian atap dibuat tinggi dan melengkung untuk memberikan sirkulasi udara yang baik, mengingat kondisi iklim di Halmahera yang cenderung panas dan lembap.

Tidak adanya dinding menjadikan Rumah Sasadu selalu terasa sejuk dan terang. Uniknya, dalam proses pembangunannya, tidak digunakan paku atau bahan logam.

Semua bagian diikat menggunakan tali dari rotan atau serat tumbuhan, menunjukkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Filosofi Rumah Sasadu

BACA JUGA:Beginilah Riwayat Keruntuhan Kerajaan Mataram Islam Akibat Perang Saudara

Setiap elemen Rumah Sasadu mengandung makna simbolik. Tidak adanya dinding menggambarkan keterbukaan pikiran dan hati, serta transparansi dalam kehidupan sosial.

Atap yang besar menaungi semua orang yang duduk di bawahnya melambangkan perlindungan dan persatuan.

Rumah ini juga menjadi tempat semua suara didengar dan keputusan diambil secara mufakat. Hal ini mencerminkan nilai musyawarah untuk mufakat yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Sahu.

Selain itu, proses pembangunan Rumah Sasadu yang dilakukan secara bergotong-royong menunjukkan nilai kebersamaan dan solidaritas.

Kategori :