Menguak Peran Dewi Walangangin dalam Legenda Candi Pari, Warisan Mistis dari Jawa Timur

Kamis 15-05-2025,08:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Di balik sejarah lisan masyarakat Jawa Timur, tersimpan sebuah legenda menarik tentang asal-usul berdirinya Candi Pari.

Cerita ini berpusat pada dua tokoh utama: Dewi Walangangin dan Jaka Pandelegan, yang kisah hidupnya bermula dari kaki Gunung Penanggungan dan berakhir dalam bentuk transformasi yang sarat makna.

Alkisah, hiduplah seorang pertapa sakti bernama Kiai Gede Penanggungan. Ia dikenal memiliki kekuatan supranatural dan kebijaksanaan yang luar biasa.

Doanya yang tulus kepada Sang Pencipta agar sang putri, Dewi Walangangin, mendapatkan jodoh yang tepat, akhirnya dikabulkan.

BACA JUGA:Sejarah Monumen Bambu Runcing: Simbol Perjuangan Rakyat Surabaya Melawan Penjajah!

BACA JUGA:Sejarah Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949: Simbol Perjuangan dan Semangat Nasionalisme di Yogyakarta!

Jawaban itu datang dalam wujud Jaka Pandelegan, seorang pemuda yang datang untuk berguru pada Kiai Gede.

Pertemuan antara Dewi Walangangin dan Jaka Pandelegan berkembang menjadi hubungan yang romantis hingga akhirnya mereka menikah.

Kehidupan rumah tangga mereka pada awalnya dipenuhi dengan keberuntungan dan kebahagiaan. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka menjadi tinggi hati dan mulai melupakan janji yang pernah mereka buat kepada sang pertapa.

Salah satu pelanggaran terbesar mereka terjadi ketika mereka enggan membagikan benih padi kepada masyarakat, yang seharusnya mereka lakukan sebagai bentuk rasa syukur dan pengabdian.

BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Museum Joang '45: Jejak Perjuangan di Tengah Jakarta!

BACA JUGA:Sejarah Pabrik Gula Kedaton yang Sebagian Bahan Bakunya dari Bekas Keraton Plered

Kiai Gede pun turun tangan, namun kedatangannya justru disambut dingin. Perlakuan yang tidak sopan ini membuat sang pertapa murka.

Sebagai hukuman atas kesombongan dan pengingkaran janji mereka, Kiai Gede mengutuk pasangan itu.

Dalam sekejap, mereka berubah menjadi batu dan tempat itu pun dikenal dengan nama Candi Pari, yang dipercaya merupakan bentuk fisik dari kutukan tersebut.

Kategori :