Lalu ikut perangPerang Dunia II bukan sekadar soal peluru dan tank.
Tapi juga ideologi Demokrasi versus fasisme Kebebasan versus dominasi Kapitalisme versus totalitarianisme Dunia terbelah Dan tidak ada yang bisa netral.
Bahkan negara kecil pun dipaksa memilih ikut sekutu atau poros.
Indonesia? Masih dijajah Belanda.
BACA JUGA:Menguak Sejarah Danau Lingkar: Jejak Alam dan Legenda yang Terlupakan!
Tapi ketika Jepang masuk, banyak yang menyambut dengan harapan palsu bahwa Jepang adalah “saudara tua”.
Ternyata sama saja Bahkan lebih kejam Romusha, kerja paksa, dan tekanan militer membuat rakyat sengsara Tapi di tengah penderitaan itu, kesadaran akan kemerdekaan tumbuh.
Dan mungkin, tanpa Perang Dunia II, proklamasi 17 Agustus 1945 tidak akan pernah terjadi.
Perang Dunia II mengubah segalanya Lebih dari 70 juta nyawa melayang Kota-kota hancur.
BACA JUGA:Sejarah Danau Siambul: Dari Bekas Tambang Menjadi Surga Tersembunyi di Riau!
Hiroshima dan Nagasaki menjadi saksi kelamnya senjata nuklir. Setelah itu, dunia tidak pernah sama lagi.
PBB lahir AS dan Uni Soviet jadi superpower Dan dunia masuk ke babak baruPerang Dingin.
Kini, lebih dari 80 tahun setelah perang itu berakhir, kita masih hidup dalam bayang-bayangnya.
Aliansi NATO, konflik Timur Tengah, bahkan ketegangan di Laut Cina Selatan semuanya punya akar dari Perang Dunia II.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Danau Dano: Warisan Alam dan Budaya di Nusantara!
Sejarah adalah guru yang tegas. Ia tidak memberi ruang bagi pelupa. Karena setiap kelengahan bisa berujung pada pengulangan bencana. Dunia pernah hancur karena ambisi segelintir orang.