PAGARALAMPOS.COM - Tugu Khatulistiwa adalah salah satu monumen bersejarah paling unik di Indonesia, bahkan di dunia.
Terletak di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, tugu ini berdiri tepat di titik lintang nol derajat, yaitu garis khatulistiwa yang membelah bumi menjadi dua bagian: belahan utara dan selatan.
Keberadaannya bukan hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga daya tarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Artikel ini akan mengupas sejarah, proses pembangunan, serta makna penting Tugu Khatulistiwa dalam konteks sejarah dan geografi Indonesia.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Arca Gupolo: Jejak Budaya dan Kepercayaan Masa Lalu!
Awal Mula: Ekspedisi Astronomi 1928
Sejarah Tugu Khatulistiwa berawal pada tahun 1928, ketika sekelompok tim ekspedisi dari Belanda yang dipimpin oleh seorang ahli geografi dan geodesi datang ke Pontianak untuk menentukan titik pasti garis khatulistiwa.
Tim tersebut dipimpin oleh seorang geografer bernama C.L. Wessels.
Dengan menggunakan peralatan astronomi, mereka melakukan pengukuran posisi matahari saat kulminasi — yaitu ketika matahari berada tepat di atas kepala dan tidak menimbulkan bayangan.
Setelah menentukan lokasi tepat di mana matahari tidak menimbulkan bayangan pada waktu tertentu dalam setahun.
tim tersebut membangun sebuah penanda sederhana dari kayu ulin (kayu khas Kalimantan yang terkenal kuat dan tahan lama) sebagai penanda titik nol derajat lintang.
enanda inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Tugu Khatulistiwa.
Pembangunan Monumen Permanen
Seiring berjalannya waktu, kesadaran akan pentingnya simbol garis khatulistiwa makin meningkat. Pada tahun 1930, pemerintah Hindia Belanda membangun tugu yang lebih permanen di atas struktur kayu awal.