Ia menjalankan kebijakan ekspansi maritim yang dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu, sebuah misi besar untuk menjalin aliansi dan memperluas kekuasaan ke wilayah Sumatra, khususnya untuk menghadang kekuatan Sriwijaya dan ancaman dari Kekaisaran Mongol.
Kertanegara juga memperkuat hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan di seberang lautan.
Ia memahami bahwa untuk menjadikan Singasari sebagai kekuatan regional, perluasan wilayah dan kontrol atas jalur perdagangan adalah kunci utama.
Langkah ini menjadikan Singasari sebagai kerajaan yang disegani, namun juga mengundang kecemburuan dan permusuhan dari pihak-pihak yang merasa terancam.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Gunung Api Banda: Sang Penjaga Rempah di Ujung Timur Indonesia!
Sayangnya, kebesaran Singasari tidak bertahan lama.
Di tengah fokus Kertanegara pada ekspansi luar negeri, keamanan dalam negeri terabaikan.
Ini memberi celah bagi Jayakatwang, adipati Kediri yang diam-diam menyimpan dendam atas kehancuran kerajaannya di masa lalu, untuk melancarkan serangan balik.
Pada tahun 1292, Jayakatwang berhasil menggulingkan Kertanegara dan merebut istana Singasari.
BACA JUGA:Menelusuri Kisah Sejarah Istana Mini Banda Neira: Jejak Kolonial di Tanah Rempah!
Kudeta ini menandai berakhirnya kejayaan Singasari dan membuka jalan bagi kelahiran Kerajaan Majapahit.
Ironisnya, kematian Kertanegara justru melahirkan tokoh legendaris berikutnya Raden Wijaya.
Dengan cerdik, ia memanfaatkan kekacauan pasca-kudeta dan bantuan dari pasukan Mongol yang datang menyerbu Singasari, untuk membalik keadaan dan mendirikan Kerajaan Majapahit yang kelak menjadi kerajaan terbesar di Nusantara.
Kisah Kerajaan Singasari adalah kisah tentang ambisi besar yang dibayang-bayangi oleh pengkhianatan.
BACA JUGA:Sejarah Pantai Carita: Dari Letusan Krakatau hingga Destinasi Wisata Andalan di Pesisir Banten!
Dari Ken Arok hingga Kertanegara, Singasari tumbuh sebagai kekuatan besar yang memadukan kecerdikan politik, kekuatan militer, dan visi ekspansionis. Namun, di balik itu semua, kudeta dan konflik internal menjadi titik lemah yang akhirnya menggulingkan kerajaan ini. Meski demikian, warisan Singasari tetap hidup dalam sejarah Indonesia, terutama karena peran pentingnya dalam membuka jalan menuju kejayaan Majapahit.