Material utama yang digunakan dalam pembangunan adalah beton, namun sentuhan kayu dan ornamen-ornamen khas Timur Tengah turut memperkuat kesan religius dan estetika bangunan.
Daya Tarik Wisata Religi
Masjid Kapal Semarang tidak hanya menarik minat jamaah lokal, tetapi juga wisatawan dari luar kota. Banyak orang datang untuk berfoto dengan latar masjid yang unik, sambil menikmati suasana religius yang tenang.
Oleh karena itu, masjid ini pun menjadi salah satu ikon wisata religi di Kota Semarang, sejajar dengan destinasi populer seperti Masjid Agung Jawa Tengah dan Lawang Sewu.
BACA JUGA:Misteri Dajjal: Pengelabu Akhir Zaman dalam Narasi Islam dan Fitnahnya bagi Umat Manusia
Selain itu, masjid ini juga kerap menjadi tempat pelaksanaan kegiatan keagamaan seperti pengajian, kajian Islam, hingga peringatan hari-hari besar Islam.
Masyarakat sekitar pun sangat terbantu dengan kehadiran masjid ini, baik dari segi keagamaan maupun ekonomi karena meningkatnya jumlah pengunjung turut menggerakkan sektor usaha kecil seperti warung, toko oleh-oleh, dan parkir.
Peran dalam Dakwah dan Pendidikan
Sebagai bagian dari Pondok Pesantren Safinatun Najah, Masjid Kapal memainkan peran penting dalam pengembangan pendidikan Islam di daerah tersebut.
BACA JUGA:Menelusuri Penyebaran Islam di Sumatera: Jejak Sejarah dan Perkembangannya
Santri dari berbagai wilayah Indonesia datang untuk menimba ilmu agama, dengan lingkungan masjid yang inspiratif menjadi pusat kegiatan mereka.
Pesantren ini menekankan pengajaran Al-Qur'an, hadis, fikih, serta pendidikan akhlak dan kepemimpinan.
KH. Sholeh bin Muchsin Al Hamid selaku pendiri menginginkan masjid dan pesantren ini tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga menjadi pusat pembentukan karakter dan akhlak mulia.
Dengan semangat ini, Masjid Kapal diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang tangguh dalam iman dan ilmu.