PAGARALAMPOS.COM - Dulu, kita memilih ponsel berdasarkan tampilan. Kamera yang bagus, desain tipis, atau sekadar warna casing yang menarik.
Namun kini, satu hal yang diam-diam mulai menentukan segalanya adalah sesuatu yang tak terlihat chipset. Chipset adalah otak dari smartphone.
Ia menjadi jantung dari semua aktivitas menjalankan aplikasi, mengatur daya, memproses foto, hingga menjaga keamanan data.
Semakin canggih sebuah chipset, semakin hebat pula smartphone di tangan Anda.
BACA JUGA:Tak Lagi Tradisional,Teknologi Ini Diam-diam Merevolusi Dunia Pertanian
Jika beberapa tahun lalu kita puas dengan prosesor quad-core, kini chipset seperti Qualcomm Snapdragon 8 Gen 3 atau Apple A17 Pro telah melesat jauh.
Dengan fabrikasi 3 nanometer, kemampuan komputasinya meningkat drastis sambil menghemat daya.
Itu berarti game berat bisa dimainkan tanpa lag, kamera bisa menghasilkan foto malam setara kamera profesional, dan baterai tahan lebih lama meski digunakan seharian.
Tapi bukan hanya soal kecepatan. Chipset modern kini dipersenjatai dengan kecerdasan buatan.
BACA JUGA:Teknologi Quantum Masa Depan Komputasi yang Bisa Mengalahkan Superkomputer
Neural Processing Unit (NPU) menjadi standar baru, memungkinkan smartphone mengenali wajah, mengatur cahaya kamera otomatis, bahkan menerjemahkan suara secara real-time.
AI bukan lagi fitur mewah, melainkan kebutuhan. Lebih menarik lagi, chipset masa kini mulai mendekati kemampuan komputasi komputer.
Dengan dukungan GPU yang kian kuat, smartphone tak hanya menjadi alat komunikasi, tapi juga mesin produksi.
Anda bisa mengedit video 4K, membuat desain 3D, atau bahkan bermain game dengan grafis konsol langsung dari genggaman tangan.Namun, ini baru permulaan.
BACA JUGA:Sony Xperia 1 VI, Ponsel Flagship dengan Dimensi Lebih Lebar dan Teknologi Terbaru