Bayangkan jika ribuan pengiriman harian bisa dialihkan ke drone, jejak karbon dari transportasi logistik bisa ditekan secara signifikan.
Di daerah yang sulit dijangkau seperti pegunungan, pulau-pulau kecil, atau wilayah pasca-bencana, pengiriman barang bisa sangat menantang.
Nah, di sinilah drone menunjukkan keunggulannya.
Ia bisa terbang langsung menembus medan yang sulit, mengantarkan bantuan, obat-obatan, atau kebutuhan mendesak tanpa harus menunggu infrastruktur jalan.
BACA JUGA:Ulefone Armor 27T Pro, Ponsel Rugged dengan Kamera Termal FLIR dan Teknologi MSX serta VividIR
Di Rwanda dan Ghana, drone telah digunakan untuk mengantar suplai darah dan vaksin ke rumah sakit terpencil.
Amazon Prime Air juga telah melakukan uji coba pengiriman produk ringan menggunakan drone dalam waktu kurang dari 30 menit.
Bahkan di Indonesia, beberapa startup mulai mengembangkan drone logistik untuk kebutuhan industri pertanian dan perikanan.
Tentu saja, bukan berarti semuanya semulus pengiriman, Ada sejumlah masalah besar yang harus diselesaikan.
BACA JUGA:Layar Lipat Tiga TCL, Teknologi Canggih dengan Layar 7,85 Inci yang Mengagumkan
Regulasi Udara, penggunaan drone dalam skala besar butuh aturan yang jelas agar tidak mengganggu lalu lintas udara atau membahayakan orang di darat.
Keamanan dan Privasi, bagaimana memastikan drone tidak jatuh, tidak disalahgunakan, atau malah merekam hal-hal pribadi saat terbang di atas rumah orang.
Kapasitas Terbatas, Drone saat ini masih terbatas dalam hal berat diselesaikan, Tidak semua jenis barang dapat dikirim melalui udara, tetapi ketidakmampuan ini tidak menjadi alasan untuk berhenti.
Namun begitu, tantangan itu bukan alasan untuk berhenti.
BACA JUGA:Imbau Taat Bayar Pajak Kendaraan Tepat Waktu
Justru menjadi motivasi untuk terus mengembangkan teknologi yang lebih aman, canggih, dan ramah lingkungan.