Salah satu insiden paling terkenal adalah kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 pada tahun 2012. Pesawat komersial asal Rusia itu menabrak tebing Gunung Salak saat dalam penerbangan uji coba.
Tragedi tersebut menewaskan seluruh penumpangnya dan mengundang berbagai spekulasi. Banyak yang mengaitkannya dengan “aura negatif” Gunung Salak, meskipun penyelidikan resmi menyebutkan faktor kelalaian dan cuaca buruk sebagai penyebab utama.
Gunung ini dikenal memiliki medan berbahaya cuaca ekstrem yang berubah cepat serta kabut tebal yang bisa menyesatkan arah bahkan untuk pendaki berpengalaman. Banyak cerita dari pendaki yang mengaku mendengar suara-suara aneh seperti gamelan, suara orang tertawa, atau langkah kaki misterius di tengah hutan.
BACA JUGA:Papua Sebelum Kita, Ketika Sejarah Tak Tertulis Berbicara!
Kisah Mistis Desa Gaib dan Suara Tanpa Wujud
Beberapa pendaki mengklaim pernah melihat desa misterius di tengah perjalanan menuju puncak. Mereka mengaku disambut oleh penduduk desa diberi makan lalu ketika kembali ke tempat tersebut keesokan harinya desa itu tidak ditemukan lagi.
Cerita semacam ini memiliki kesamaan dengan fenomena “kampung jin” atau alam paralel yang sering muncul dalam kisah mistis Nusantara. Tak hanya itu beberapa orang mengaku pernah mendengar suara wanita menangis padahal mereka sedang berada jauh dari permukiman. Ada pula cerita tentang batu berisi roh penjaga yang tidak boleh disentuh serta jalur tertentu yang dianggap sebagai “pintu gaib” ke alam lain.
Ekosistem dan Kawasan Konservasi
BACA JUGA:Warisan Tanpa Nama, Situs Megalit yang Ditinggalkan Sejarah
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Tari Piring, Simbol Keseimbangan Dalam Budaya Minangkabau!
Meskipun diselimuti kisah misterius, Gunung Salak juga merupakan kawasan penting secara ekologis. Bersama Gunung Gede-Pangrango kawasan ini menjadi bagian dari Taman Nasional Halimun-Salak (TNGHS).
Gunung Salak memiliki ekosistem hutan tropis yang kaya akan flora dan fauna termasuk spesies langka seperti owa jawa, macan tutul dan berbagai jenis burung endemik.
Hal ini menambah dimensi lain dari gunung ini selain sebagai pusat spiritual dan misteri ia juga menjadi benteng alam yang penting bagi lingkungan hidup di Jawa Barat.
Antara Nyata dan Tak Kasatmata
BACA JUGA:Sisi Gelap Sejarah Indonesia, Pengakuan Pemerintah atas Tragedi 1965