Pada masa penjajahan Belanda, candi ini sempat terlupakan, namun pada awal abad ke-19, candi ini ditemukan kembali oleh para peneliti, yang akhirnya membawa perhatian kembali pada pentingnya situs arkeologi ini.
Selain sebagai tempat ibadah, Candi Arjuna juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan relik-relik atau benda-benda suci yang digunakan dalam upacara keagamaan.
Seiring berlalunya waktu, Candi Arjuna bersama dengan situs-situs lainnya di kawasan Dieng mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam dan intervensi manusia.
Namun, berbagai inisiatif untuk konservasi dan perlindungan terus dilakukan oleh berbagai pihak guna merawat warisan bersejarah ini terus dilakukan untuk melestarikan warisan sejarah ini terus berlanjut untuk menjaga kelestariannya.
BACA JUGA:Terungkap Jelas! Inilah Jejak Sejarah Sungai Musi dari Sriwijaya Hingga Kota Palembang Modern
Hari ini, Candi Arjuna dan kompleks Candi Dieng menjadi tujuan wisata sejarah dan budaya yang menarik,
yang tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur kuno, tetapi juga mengajarkan kita tentang kekayaan sejarah dan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya.
Sebagai bagian dari warisan dunia, Candi Arjuna tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat lokal, tetapi juga menjadi simbol dari kekayaan budaya dan spiritualitas yang telah membentuk identitas bangsa Indonesia.