Pada abad ke-19, Belanda mengalami penurunan kekuatan dan kedua benteng ini mulai kehilangan fungsi militernya.
Beberapa kerusakan terjadi akibat gempa bumi dan kurangnya perawatan.
Namun, pada era modern, benteng Nassau dan Belgica mulai mendapat perhatian sebagai situs sejarah nasional.
BACA JUGA:Sejarah Tugu Muda: Simbol Kepahlawanan Rakyat Semarang dalam Pertempuran Lima Hari!
Pemerintah Indonesia bersama dengan komunitas pelestari warisan budaya mulai melakukan upaya restorasi.
Khususnya Benteng Belgica, yang kini menjadi objek wisata sejarah di Banda Neira dan menyedot perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara karena pemandangannya yang indah serta nilai sejarahnya yang tinggi.
Benteng Nassau dan Benteng Belgica bukan sekadar bangunan tua dari masa lalu.
Mereka adalah saksi sejarah kolonialisme di Indonesia, khususnya dalam konteks perebutan sumber daya alam yang melimpah di Kepulauan Banda.
Melalui dua benteng ini, kita dapat memahami bagaimana bangsa asing datang, membangun kekuasaan, dan berinteraksi—baik secara damai maupun melalui kekerasan—dengan masyarakat lokal.
Menjaga dan mempelajari sejarah benteng ini tidak hanya penting untuk mengenang masa lalu, tetapi juga sebagai pelajaran agar kejadian kelam akibat perebutan kekuasaan dan sumber daya tidak terulang kembali.
Di balik dinding batu yang kokoh, tersembunyi cerita tentang perjuangan, pengkhianatan, dan identitas bangsa yang harus terus diwariskan ke generasi masa depan.