PAGARALAMPOS.COM - Di tengah hiruk pikuk Kota Tua Jakarta yang kini ramai oleh wisatawan, berdiri sebuah bangunan mencolok dengan warna merah bata yang tegas.
Dari luar, arsitektur Belanda yang megah dan elegan memang memikat.
Namun di balik keanggunannya, gedung ini menyimpan banyak kisah kelam mulai dari sejarah kolonial yang keras, hingga cerita-cerita mistis yang beredar dari mulut ke mulut.
Asal Usul Toko Merah: Jejak Masa Kolonial
BACA JUGA:Sejarah Hotel Sky Garden: Dari Awal yang Sederhana hingga Menjadi Ikon!
Toko Merah dibangun pada tahun 1730 oleh Gustaaf Willem van Imhoff, seorang Gubernur Jenderal VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.
Pada masa itu, bangunan ini digunakan sebagai kediaman pribadi Van Imhoff sekaligus pusat administrasi VOC.
Memiliki dua lantai, jendela tinggi, dan pintu-pintu besar dari kayu jati, bangunan ini semula dicat putih, sebelum kemudian berubah menjadi merah menyala yang menjadi ciri khasnya hingga kini.
Setelah masa Van Imhoff, Toko Merah sempat berganti fungsi menjadi akademi militer, kantor dagang, hingga toko perlengkapan militer, sebelum akhirnya menjadi toko besi milik pengusaha Tionghoa di abad ke-19.
BACA JUGA:Sejarah Gedung Marba: Jejak Kejayaan Masa Kolonial di Jantung Kota Lama Semarang!
Saksi Bisu Masa Kegelapan
Toko Merah tak hanya menyimpan kisah kejayaan kolonial, tetapi juga menyimpan banyak cerita kelam, terutama yang berkaitan dengan masa penindasan dan kekerasan.
Salah satu catatan sejarah yang paling tragis adalah peristiwa pembantaian etnis Tionghoa pada tahun 1740, yang terjadi tak jauh dari kawasan ini.
Konon, banyak korban yang dibantai di sekitar dan bahkan di dalam bangunan Toko Merah.
Aura Mistis yang Menyelimuti