Sejarah Gedung Merdeka: Dari Pusat Hiburan Kolonial hingga Saksi Konferensi Asia-Afrika 1955!

Kamis 27-03-2025,17:20 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Pada masa ini, gedung tidak lagi digunakan sebagai tempat hiburan, melainkan sebagai pusat aktivitas politik Jepang di Bandung.

Era Kemerdekaan dan Perubahan Nama

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Pulau Buaya: Jejak, Mitos, dan Perkembangan di Laut Nusantara!

Setelah Indonesia merdeka, gedung ini diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dan digunakan untuk berbagai kegiatan pemerintahan serta pertemuan penting.

Konferensi Asia-Afrika 1955: Peristiwa Bersejarah di Gedung Merdeka

Latar Belakang Konferensi Asia-Afrika

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Pulau Buaya: Jejak, Mitos, dan Perkembangan di Laut Nusantara!

Konferensi ini diadakan pada 18-24 April 1955 dan dihadiri oleh pemimpin dari 29 negara Asia dan Afrika yang baru merdeka atau sedang berjuang untuk kemerdekaan.

Tujuan utama konferensi ini adalah:

  • Mempromosikan perdamaian dunia dan menentang kolonialisme
  • Meningkatkan kerja sama ekonomi dan budaya antarnegara Asia dan Afrika
  • Menggalang solidaritas di antara negara-negara berkembang

BACA JUGA:Sejarah Gua Harimau: Jejak Peradaban Purba dan Kehidupan Manusia Prasejarah di Sumatera Selatan!

Pelaksanaan KAA di Gedung Merdeka

Selama konferensi, Gedung Merdeka menjadi pusat pertemuan bagi para pemimpin dunia, termasuk Presiden Indonesia Soekarno, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri Mesir Gamal Abdel Nasser, dan Perdana Menteri China Zhou Enlai.

Dalam pidatonya yang terkenal, Soekarno menegaskan pentingnya persatuan negara-negara Asia dan Afrika dalam melawan imperialisme dan neokolonialisme.

Salah satu hasil terpenting dari konferensi ini adalah Dasasila Bandung, sebuah deklarasi yang berisi sepuluh prinsip dasar dalam hubungan internasional, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan hak asasi manusia, serta penyelesaian sengketa secara damai.

BACA JUGA:Kisah Sejarah Museum Sonobudoyo: Menyelami Kekayaan Budaya Jawa di Jantung Yogyakarta!

Konferensi ini menjadi tonggak penting dalam sejarah politik dunia dan melahirkan Gerakan Non-Blok, yang memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dalam menghadapi pengaruh Blok Barat dan Blok Timur saat Perang Dingin.

Kategori :