Lamajang Tigang Juru dan Fondasi Majapahit: Jejak Sejarah di Penghujung Abad ke-13

Senin 07-04-2025,07:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Perekonomian yang Berkembang

Letak kerajaan di tepian Sungai Mahakam memberikan keuntungan strategis dalam bidang pertanian dan perdagangan.

Kutai menjadi bagian dari jalur perdagangan yang menghubungkan Selat Makassar, Filipina, dan Tiongkok, sehingga memungkinkan pertukaran barang dengan berbagai wilayah.

Pertanian yang subur, perdagangan yang aktif, dan sektor peternakan turut mendukung kesejahteraan masyarakatnya.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Misteri Lubang Buaya: Antara Fakta, Mitos, dan Kontroversi!

BACA JUGA:Sejarah Misteri Kota Bawah Laut di Danau Toba: Legenda yang Menghanyutkan Imajinasi!

Kehidupan Sosial dan Budaya

Mayoritas masyarakat Kutai menganut agama Hindu, namun tetap mempertahankan unsur budaya lokal.

Salah satu contohnya adalah pelaksanaan ritual sedekah yang dilakukan oleh Raja Mulawarman.

Ia dikenal sebagai pemimpin yang murah hati, memberikan berbagai sumbangan berupa emas, tanah, dan ternak kepada para Brahmana serta mengadakan upacara keagamaan di tempat-tempat suci seperti Waprakeswara.

Kemunduran Kerajaan

Pada puncak kejayaannya, Kerajaan Kutai berada di bawah kepemimpinan Raja Mulawarman.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Pantai Biak: Keindahan Alam dan Jejak Sejarah yang Mendalam!

BACA JUGA:Sejarah Sarkofagus: Dari Simbol Kemegahan hingga Artefak Bersejarah!

Namun, setelah masa pemerintahannya, kerajaan mengalami kemunduran, terutama saat dipimpin oleh Raja Dharma Selia.

Konflik dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang dipimpin oleh Aji Pangeran Anum Panji Mendapa mengakhiri eksistensi Kutai Martapura.

Kategori :