Menelusuri Sejarah Dam Candi Limo: Dari Kejayaan Majapahit hingga Pengaruh Kolonial

Minggu 30-03-2025,19:56 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Bendungan ini sangat penting bagi kerajaan, sehingga raja menetapkannya sebagai tanah bebas pajak agar masyarakat menjaga dan merawatnya dengan baik. Namun, setelah Majapahit runtuh, pemeliharaan bendungan ini mulai terabaikan.

Karena konstruksinya yang berbahan bata merah, bangunan ini semakin rentan terhadap erosi akibat derasnya arus Sungai Landean.

BACA JUGA:Sejarah Gua Diah: Mengungkap Jejak Prasejarah di Pedalaman Nusantara!

BACA JUGA:Sejarah Gua Tewet: Mengungkap Warisan Seni Cadas Prasejarah di Kalimantan Timur!

Hal ini mendorong pemerintah kolonial Belanda untuk melakukan renovasi guna mendukung pertumbuhan industri gula di Jawa Timur.

Kontribusi NV Eschauzier Concern dalam Revitalisasi Dam

Revitalisasi Dam Candi Limo dilakukan oleh NV Eschauzier Concern, sebuah perusahaan Belanda yang dimiliki oleh Gerard Joachimus (GJ) Eschauzier.

Pada saat itu, perusahaan ini mengoperasikan pabrik gula Suiker Fabriek (PG) Dinoyo di Kecamatan Jatirejo.

Meskipun mengalami perubahan dan renovasi besar, arca Dewa Kala yang berada di dinding barat dam tetap dipertahankan.

BACA JUGA:Sejarah Gua Leang-Leang: Mengungkap Jejak Kehidupan Manusia Prasejarah di Sulawesi Selatan!

BACA JUGA:Sejarah Gua Harimau: Jejak Peradaban Purba dan Kehidupan Manusia Prasejarah di Sumatera Selatan!

Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai budaya dan kepercayaan masyarakat setempat.

Warisan Budaya yang Tetap Lestari

Dam Candi Limo bukan hanya sekadar infrastruktur pengairan yang mendukung pertanian dan pengelolaan air, tetapi juga menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah dan budaya lokal.

Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan bendungan ini menunjukkan betapa pentingnya warisan sejarah tersebut bagi kehidupan mereka. K

eberadaan arca Dewa Kala pun mencerminkan kesinambungan nilai spiritual yang masih dijaga hingga kini.

Kategori :