
PAGARALAMPOS.COM - Hingga kini, cara pasti pembangunan piramida oleh bangsa Mesir kuno masih menjadi misteri.
Namun, penelitian terbaru mengungkap kemungkinan metode yang mereka gunakan untuk memindahkan batu-batu raksasa.
Para sejarawan dan arkeolog menduga bahwa masyarakat Mesir kuno memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar, terutama keberadaan jalur air, untuk mengangkut blok batu kapur dan granit.
Piramida Besar sendiri terdiri dari lebih dari 2,3 juta blok batu, masing-masing dengan berat mencapai dua ton atau lebih.
Sebuah teori menyebutkan bahwa anak sungai Nil pernah digunakan sebagai jalur transportasi utama dalam konstruksi piramida.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Museum Balanga: Pusat Edukasi dan Pelestarian Budaya Dayak
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Tari Kecak Bali : Sejarah Kisah Adegan, Hingga Tempat Pertunjukan!
Untuk membuktikan hipotesis ini, sekelompok peneliti melakukan penggalian dan menganalisis sampel tanah purba dari dataran banjir di sekitar Giza.
Dalam penelitian ini, mereka menggali hingga kedalaman sekitar 9 meter guna memperoleh sampel tanah yang diawetkan oleh waktu.
Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium di Prancis untuk dianalisis.
Salah satu fokus penelitian adalah mencari keberadaan serbuk sari dan vegetasi yang biasa tumbuh di sekitar Sungai Nil.
Temuan ini dapat menjadi bukti adanya jalur air kuno yang kini telah mengering.
BACA JUGA:Menjelajah Sejarah dan Budaya di Museum Mpu Tantular!
BACA JUGA:Sejarah Museum Angkut: Kisah Perjalanan dan Evolusi Dunia Transportasi di Indonesia
Hasil penelitian menunjukkan adanya bekas sungai purba yang disebut Cabang Khufu. Sungai ini diperkirakan memainkan peran penting dalam mengangkut batu-batu besar ke lokasi pembangunan piramida.
Para ahli meyakini bahwa sungai ini mulai mengering sekitar tahun 600 SM. Selain itu, selama penelitian, tim juga berhasil mengidentifikasi 61 spesies tumbuhan yang pernah tumbuh di area tersebut.
Seorang ahli geografi lingkungan, Hader Sheisha, menekankan bahwa tanpa jalur air seperti Cabang Khufu, pembangunan piramida dalam skala besar hampir tidak mungkin dilakukan.
Penelitian lebih lanjut juga didukung oleh penemuan selembar papirus kuno yang ditemukan di wilayah Laut Merah.
Papirus ini mencatat perjalanan seorang perwira bernama Merer, yang bertugas mengangkut batu kapur melalui Sungai Nil menuju lokasi pembangunan piramida di Giza.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Museum Balanga: Pusat Edukasi dan Pelestarian Budaya Dayak
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Tari Kecak Bali : Sejarah Kisah Adegan, Hingga Tempat Pertunjukan!
"Dokumentasi ini mengonfirmasi bahwa bahan bangunan piramida dipindahkan melalui jalur air.
Dengan memahami lebih banyak tentang kondisi lingkungan pada masa itu, kita dapat mengungkap lebih banyak rahasia di balik konstruksi piramida," ujar Sheisha.
Penelitian ini semakin memperkuat teori bahwa peradaban Mesir kuno memiliki sistem logistik yang canggih untuk mendukung pembangunan salah satu keajaiban dunia.