Eksplorasi Teras-Teras Candi Sukuh
Candi Sukuh terdiri dari beberapa teras dengan elemen arsitektur yang khas. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing teras:
Teras Pertama
Teras ke-1 mempunyai sebuah gapura utama dengan inskripsi sengkala bahasa Jawa yang berbisik gapura buta aban wong yang kalau diuraikan menjadi tahun 1359 Saka atau 1437 Masehi.
Relief lainnya menunjukkan gambar gajah bersorban yang menggigit sebuah ular yang juga dianggap sebagai representasi tahun tersebut.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Suku Ambon: Asal-Usul Hingga Tradisi,Adat istiadat, dan Memiliki Struktur Sosial!
Teras Kedua
Di teras kedua adanyagapura yang telah mengalami kerusakan. Di sisi kiri dan kanan gapura, terdapat patung penjaga pintu atau dwarapala, meskipun di kondisi yang sudah rusak.
Pada teras ini juga terdapat candrasangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyi "gajah wiku anahut buntut," yang merujuk pada tahun 1378 Saka atau 1456 Masehi.
Teras Ketiga
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh : Memiliki Arsitektur, dan Fungsi Utama!
Teras ketiga merupakan bagian utama kompleks candi, di mana terdapat candi induk, pelataran besar, serta berbagai panel relief dan patung.
Di atas candi utama ada sebuah struktur yang tampaknya gunakan agar bisa meletakkan sesaji. Bukti penggunaan tempat ini untuk ritual masih terlihat dari sisa-sisa kemenyan dan dupa yang pernah dibakar.
Kisah Mitologi dalam Relief Candi Sukuh
Candi Sukuh memiliki beberapa panel relief yang menggambarkan cerita Kidung Sudamala, salah satu mitologi Jawa yang terkenal. Berikut adalah urutan relief utama: