PAGARALAMPOS.COM - Dusun Durian Tani, yang terletak di Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Medan, menyimpan sebuah destinasi bersejarah yang memikat banyak perhatian — Gua Umang, atau sering disebut sebagai Gua Kemang.
Tempat ini bukan hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menjadi saksi bisu peradaban megalitik yang masih menyimpan banyak misteri.
Gua Umang menjadi daya tarik bagi peneliti, sejarawan, dan wisatawan yang tertarik mengungkap jejak masa lalu.
Perjalanan menuju gua memerlukan sedikit usaha, dengan berjalan kaki sekitar 10 menit untuk mencapai pintu masuknya.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Terbentuknya Telaga Sarangan: dan Misteri Dibalik Legenda Keindahan Telaga!
BACA JUGA:Jejak Sejarah Nusa Penida Zaman Kerajaan: Sebagai Pulau Buangan yang Penuh Misteri!
Tantangan ini menjadi bagian dari petualangan yang membuat kunjungan ke gua semakin berkesan.
Terletak di tengah perkebunan warga, gua ini menunjukkan keahlian arsitektur kuno yang unik. Bentuknya menyerupai limas dengan lubang kecil berdiameter sekitar satu meter sebagai pintu masuk.
Untuk mencapainya, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar satu jam dari pusat Kota Medan, kemudian menaiki 62 anak tangga semen yang menjadi gerbang menuju gua.
Nama "Umang" berasal dari bahasa Karo yang berarti jin atau roh, menambah aura mistis pada gua ini.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Candi Jawi: Letak, Fungsi, dan Peninggalan Sejarah Raja Kertanegara!
Masyarakat setempat percaya bahwa Gua Umang adalah tempat bersemayam makhluk setengah manusia dan setengah roh.
Meskipun belum ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan makhluk ini, kepercayaan tersebut tetap hidup dan menjadi bagian dari tradisi lokal.
Selain itu, gua ini diyakini sebagai tempat penyembahan atau penyimpanan tulang manusia pada masa lampau.