PAGARALAMPOS.COM - Suku Simalungun merupakan salah satu komunitas asli yang bermukim di wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Secara geografis, wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Toba di selatan dan Kabupaten Karo di barat, yang mengakibatkan adanya persamaan budaya di antara ketiga suku tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Simalungun mengamalkan filosofi 'Habonaron do Bona', yang mengutamakan kebenaran sebagai prinsip utama dalam berbagai aspek kehidupan.
Filosofi ini tidak hanya menjadi pedoman etika, tetapi juga tercermin dalam sistem pemerintahan lokal dan hubungan sosial.
BACA JUGA:Menyelami Jejak Sejarah Keraton Solo Gabung NKRI & Daerah Istimewa Surakarta!
BACA JUGA:Sejarah Rumah Kajang Lako Jambi, Mempunyai Ciri Khas dan Keunikan Rumah!
Sistem kekerabatan Simalungun dikenal sebagai Tolu Sahundulan, yang serupa dengan konsep Dalihan Natolu pada suku Batak Toba dan Rakut Sitelu pada suku Karo.
Sistem ini mengatur peran individu dalam adat melalui tiga elemen inti: Sanina/Sapanganonkon (saudara), Boru (anak perempuan/keluarga perempuan), dan Tondong (pihak pemberi marga).
Selain ketiga elemen utama tersebut, terdapat dua unsur tambahan dalam konsep Lima Saodoran, yaitu Tondong ni Tondong dan Anak Boru Mintori, yang semakin memperkaya dinamika hubungan kekerabatan.
Masyarakat Simalungun juga memiliki sistem sapaan yang disebut Partuturon, yang berfungsi untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan dan menunjukkan penghormatan terhadap hierarki sosial.
BACA JUGA:Sejarah Tari Merak: Apa itu Tari Merak? dan Bagaimana Makna Dibalik Tari itu!
BACA JUGA:Sejarah Candi Kidal: Penghormatan untuk Anusapati Raja Singasari yang bercorak Hindu!
Contohnya, sapaan Amang dan Inang untuk orang tua, serta Nanturang dan Mangkela untuk hubungan tertentu dalam keluarga besar.
Tradisi ini tidak hanya menjadi penanda identitas, tetapi juga menjadi perekat yang menjaga keharmonisan dan solidaritas dalam komunitas.
Struktur sosial yang teratur membantu setiap individu memahami hak, kewajiban, dan perannya, mempererat rasa kebersamaan, dan melestarikan warisan budaya.