Persekutuan Sunda dan Galuh
Setelah perpecahan, Sunda dan Galuh kembali bersatu ketika Raja Tarusbawa membantu Sanjaya merebut kembali tahta Galuh dari Purbasora pada tahun 723 Masehi.
Penyatuan ini membuat Sanjaya menjadi pemimpin Kerajaan Sunda-Galuh setelah Tarusbawa wafat. Meski sempat terpecah lagi di masa Rakeyan Panaraban, kedua kerajaan akhirnya bersatu kembali pada tahun 1482 melalui pernikahan Jayadewata (Sri Baduga Maharaja) dan Ambetkasih.
BACA JUGA:Sejarah Suku Ternate: Sebuah Studi Peninggalan Suku, Serta Tradisi Hingga Adat!
BACA JUGA:Sejarah dan Prasejarah Suku Maluku: Dari Penjajahan Portugis Hingga Jepang!
Masa Kejayaan dan Keruntuhan
Di bawah kepemimpinan Sri Baduga Maharaja (1482-1521), Kerajaan Sunda mencapai masa keemasan dengan pembangunan infrastruktur dan tata kota yang baik.
Namun, kejayaan ini mulai meredup akibat serangan Kesultanan Banten yang dipimpin keluarga keturunan kerajaan sendiri, yang ingin menyebarkan ajaran Islam.
Peninggalan Bersejarah
Beberapa peninggalan penting dari Kerajaan Sunda meliputi:
Prasasti Kawali: Mengisahkan perpindahan ibu kota ke Kawali, Ciamis.
Prasasti Sunda Kelapa: Mengabadikan perjanjian Sunda-Portugis sebagai upaya pertahanan terhadap ancaman kerajaan Islam.
BACA JUGA:Mengenal Sejarah Kerajaan Sunda: Awal Mula Berdirinya Kerajaan Sunda Hingga Persekutuan Kerajaan!
BACA JUGA:Sejarah Singkat Kerajaan Galuh: Prasejarah Perkembangaan Dari masa ke Masa Peninggalan Kerajaan!
Prasasti Sanghyang Tapak: Berisi teks kuno berbahasa Kawi yang mencatat peristiwa penting pada tahun 1030 M.
Prasasti Batu Tulis: Menggambarkan masa kejayaan Kerajaan Sunda di bawah pemerintahan Sri Baduga Maharaja.