Dalam peperangan tersebut, Ratu Siti Zubaidah menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengatur urusan domestik, tetapi juga mampu memimpin pasukan dengan penuh keberanian.
Keberanian dan strategi perang yang diterapkannya mengukirkan namanya dalam sejarah Aceh sebagai salah satu pemimpin wanita yang luar biasa.
BACA JUGA:Mungkinkah Suku Mandar Akan Terlupakan? Temukan Sejarah Menariknya!
Ratu Tajul Alam - Pejuang Perempuan
Pada masa yang lebih lanjut, Ratu Tajul Alam memerintah pada abad ke-17 dan dikenal dengan kepemimpinannya yang adil dan bijaksana.
Dia mengambil alih pemerintahan setelah suaminya meninggal dan berjuang untuk menjaga kestabilan kerajaan.
Di bawah pemerintahan Ratu Tajul Alam, Aceh berhasil mempertahankan kemerdekaannya dari ancaman luar.
Beliau juga dikenal karena berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa serta mengembangkan pendidikan dan seni di Aceh.
BACA JUGA:Mengapa Situs Bersejarah Suku Tolaki Begitu Menarik? Temukan Keunikannya!
Ratu-Ratu Aceh dan Kekuatan Sosial
Selain kemampuan mereka dalam memimpin, para ratu ini juga memainkan peran sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Aceh.
Mereka sering kali menjadi simbol kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Dalam masyarakat yang pada umumnya dominan patriarkal, keberadaan perempuan-perempuan ini menunjukkan bahwa wanita juga memiliki tempat yang sangat penting dalam sejarah Aceh.
Ratu-ratu Aceh tidak hanya melanjutkan perjuangan kerajaan, tetapi juga membentuk identitas sosial yang kuat, di mana perempuan dipandang sebagai bagian integral dari perjuangan dan keberhasilan suatu bangsa.
BACA JUGA:Misteri Prasasti Yupa: Mengungkap Sejarah Kerajaan Kutai yang Terlupakan!
Warisan Kepemimpinan Perempuan Aceh