Perkembangan internet, media sosial, dan ponsel pintar telah membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat Rejang, termasuk anak muda, untuk terpapar dengan budaya luar.
BACA JUGA:Jangan Dilanggar 4 Pantangan Ini Ketika Berada di Wilayah Suku Dayak
Mereka lebih mudah mengakses informasi tentang gaya hidup, hiburan, dan tren global yang bisa sangat berbeda dengan kebiasaan adat mereka.
Akibatnya, minat terhadap kebudayaan tradisional semakin berkurang.
Banyak generasi muda Suku Rejang yang lebih memilih untuk menonton film Hollywood, mendengarkan musik internasional, atau mengikuti tren mode global daripada melestarikan seni, musik, dan tarian tradisional mereka.
Meskipun beberapa komunitas telah berupaya untuk mengadakan festival dan acara budaya, tetap saja banyak nilai-nilai budaya yang terancam punah seiring dengan berjalannya waktu.
BACA JUGA:Ada yang Tahu? 3 Suku Indonesia Ini Punya Mata Biru!
3. Ekonomi dan Pekerjaan
Suku Rejang, yang dulunya bergantung pada pertanian dan kehutanan sebagai mata pencaharian utama, kini menghadapi tantangan besar dalam mengadaptasi ekonomi mereka dengan dunia modern.
Sebagian besar masyarakat Rejang masih mengandalkan sektor pertanian tradisional yang cenderung tidak efisien dan belum banyak berkembang.
Sementara itu, sektor industri dan jasa semakin berkembang pesat di sekitar mereka.
Modernisasi membawa akses kepada peluang kerja di luar sektor pertanian.
BACA JUGA:Mau Tahu Keunikan Budaya Suku Besemah yang Masih Terjaga? Simak 4 Fakta Menariknya!
Banyak anak muda yang beralih ke pekerjaan di pabrik, perdagangan, atau sektor lainnya yang menjanjikan pendapatan lebih besar.
Namun, perubahan ini juga menimbulkan kesenjangan sosial, karena tidak semua anggota masyarakat memiliki keterampilan atau pendidikan yang memadai untuk bersaing dalam dunia kerja yang semakin kompetitif.
4. Tantangan dalam Melestarikan Bahasa dan Adat Istiadat