Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa temulawak dapat membantu mempercepat proses pemulihan hati pada penderita hepatitis.
5. Mengurangi Risiko Kanker
Sifat antioksidan dan antiinflamasi yang dimiliki temulawak juga memberikan manfaat besar dalam mencegah kanker.
Senyawa kurkuminoid yang terkandung dalam temulawak diketahui memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah penyebarannya.
Kurkuminoid dapat mengatur beberapa jalur molekuler yang terlibat dalam perkembangan sel kanker, dan ini menjadikannya agen antikanker alami yang menjanjikan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa temulawak dapat membantu mengurangi risiko kanker, terutama kanker kolon, payudara, dan prostat.
Meskipun temulawak tidak dapat dijadikan pengganti pengobatan medis konvensional, mengonsumsinya sebagai suplemen atau bagian dari pola makan sehat dapat membantu meningkatkan perlindungan tubuh terhadap kanker.
BACA JUGA:Kekuatan Sirsak, Makan Buah Ini untuk Cegah Penyakit yang Mengancam Kesehatan
6. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Temulawak juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu melawan infeksi. Senyawa aktif dalam temulawak dapat merangsang produksi sel darah putih yang berperan penting dalam sistem imun tubuh.
Dengan meningkatkan kekebalan tubuh, temulawak dapat membantu tubuh untuk melawan infeksi bakteri, virus, dan jamur.
Temulawak sering digunakan untuk membantu mengatasi flu, batuk, dan infeksi saluran pernapasan lainnya. Konsumsi temulawak secara teratur juga dapat mempercepat pemulihan dari penyakit infeksi ringan.
7. Meringankan Gejala Diabetes
Temulawak juga memiliki potensi untuk membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa temulawak dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang membantu sel-sel tubuh lebih efisien dalam menyerap glukosa.
Dengan kata lain, temulawak dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan mencegah lonjakan gula darah yang berbahaya.
Selain itu, temulawak juga memiliki efek antiinflamasi yang dapat membantu mencegah komplikasi jangka panjang pada penderita diabetes, seperti kerusakan pembuluh darah dan gangguan pada ginjal.