Menariknya, wanita Kalash yang sudah menikah juga memiliki hak untuk meninggalkan suaminya dan menikah dengan pria lain jika mereka saling jatuh cinta.
Dalam proses ini, calon suami baru diharuskan membayar mahar lebih besar dari yang diberikan oleh suami sebelumnya sebagai bentuk kesepakatan adat.
BACA JUGA:Bukan Cuma Makanan, Tapi Sejarah Bakwan yang Menarik! Tahu Tidak?
Makna Tradisi dalam Kehidupan Kalash
Kebebasan dalam hubungan asmara ini mencerminkan betapa egaliternya masyarakat Kalash.
Tidak ada dominasi gender yang kaku, dan perempuan memiliki hak yang sama untuk memilih jalan hidup mereka.
Tradisi ini juga menunjukkan bahwa hubungan cinta dalam budaya Kalash lebih menekankan pada perasaan daripada aturan sosial atau kontrak formal.
Namun, tradisi ini bukan tanpa tantangan.
Dengan masuknya pengaruh modernisasi dan agama mayoritas di sekitar mereka, banyak pihak luar yang menganggap tradisi ini kontroversial.
Mereka sering mengkritik kebebasan hubungan ini sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai moral modern.
BACA JUGA:Lezatnya Brownies Keju Selai, Paduan Manis dan Gurih yang Sempurna
Tantangan Modern dan Pelestarian Tradisi
Dalam beberapa dekade terakhir, tekanan dari dunia luar terhadap suku Kalash meningkat.
Sebagian besar komunitas Kalash menghadapi ancaman kehilangan budaya unik mereka karena asimilasi dengan masyarakat mayoritas.
Tradisi yang dulunya diterima secara luas kini mulai dipertanyakan bahkan oleh generasi muda Kalash sendiri.
Namun, para tetua suku terus berupaya menjaga tradisi ini dengan menjelaskan bahwa kebebasan dalam hubungan asmara adalah bagian dari identitas budaya mereka.