Dalihan Na Tolu adalah prinsip dasar dalam sistem adat Batak yang mengedepankan tiga pilar sosial: menghormati keluarga istri (Somba Marhulahula), menjaga hubungan dengan saudara kandung (Manat Mardongan Tubu), dan berbuat baik kepada keluarga perempuan (Elek Marboru).
BACA JUGA:Kekayaan Sejarah Pasemah Dibalik Historis Megalitikum Yang tak Terwariskan
BACA JUGA:Sudah Tahu Tentang Sejarah Gunung Puntang? Ayo Temukan Keindahannya di Pendakian!
8. Bahasa Batak dan Aksaranya
Bahasa Batak memiliki berbagai dialek tergantung pada sub-suku, namun umumnya orang Batak dapat saling memahami meskipun berbicara dalam dialek yang berbeda.
Selain itu, Suku Batak memiliki aksara tradisional yang kini semakin jarang digunakan, meskipun ada upaya pelestarian terhadap aksara ini.
9. Perlawanan terhadap Kolonialisme
Suku Batak memiliki sejarah panjang perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Salah satu pahlawan terkemuka dalam perlawanan ini adalah Raja Sisingamangaraja XII, yang memimpin perlawanan pada akhir abad ke-19 dan kini dianggap sebagai pahlawan nasional Indonesia.
BACA JUGA:Angklung: Sejarah dan Peranannya dalam Budaya Indonesia yang Mendunia
BACA JUGA:Mengungkap Misteri Candi Asu di Lereng Merapi: Keindahan dan Sejarah yang Memikat
10. Warisan Budaya yang Kaya
Selain dikenal dengan kesenian tradisional seperti musik, tari, seni ukir, dan tenun ulos, Suku Batak juga terkenal dengan upacara adat yang sarat makna, seperti pemberian ulos dalam pernikahan, kelahiran, dan kematian.
Warisan budaya Suku Batak yang kaya ini tetap dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus mereka sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai.