Setelah hari yg disepakati tiba, Si Pahit Lidah & Si Mata Empat bertemu pada bawah pohon aren sinkron konvensi sebelumnya.
Si Mata Empat mempersilahkan Si Pahit Lidah buat naik ke pohon aren terlebih dahulu.
Si Pahit Lidah kemudian naik & memotong tangkai butir aren yg berada persis pada atas tubuh Si Mata Empat.
BACA JUGA:Dibalik Legenda Kesaktian Si Pahit Lidah, Ada Sosok Bidadari Jelita, Siapa Dia
Tentunya Si Mata Empat menggunakan gampang mampu menghindar meski Si Pahit Lidah mencobanya sebesar 3 kali.
Lantaran si Mata Empat mampu melihat butir aren yg jatuh itu memakai sepasang matanya yg berada pada belakang kepala.
Kini giliran Si Pahit Lidah yg tidur pada bawah pohon aren, dia telah merasa bahwa ajalnya sudah dekat.
"Pahit pengecap apakah kau telah siap menggunakan kematianmu?” istilah Si Mata Empat menggunakan sombongnya.
BACA JUGA:Ternyata Si Pahit Lidah Memiliki Istri yang Sangat Cantik, Dimanakah Asal Muasal Mereka Bertemu?
”Jangan poly oceh! Cepat pangkas buahnya!” jawab Pahit Lidah.
Dengan cepat Si Mata Empat memotong tangkai butir aren, ad interim Si Pahit Lidah tidak sempat menghindar.
Terdengar erangan kesakitan berdasarkan bawah pohon, Si Mata Empat melihat Si Pahit Lidah telah bersimbah darah & tidak usang lalu mangkat menggunakan mengenaskan.
Si Mata Empat tertawa puas melihat nasib lawannya, apalagi sekarang terbukti bahwa beliau merupakan jawara terkuat pada daerah tadi.
Tetapi melihat tubuh Si Pahit Lidah terkulai lemas pada tanah, muncul rasa bertanya-tanya Si Mata Empat.
Ia berpikir apakah sebutan Si Pahit Lidah merupakan sahih lantaran rasa lidahnya yg getir?