Peradaban Suku Maya. Peninggalan Sejarah Terbesar Dunia

Selasa 26-11-2024,20:04 WIB
Reporter : Devi
Editor : Jukik

Dataran rendah Maya mempunyai dua kota besar, musuh bebuyutan, Tikal dan Calakmul.

Selama periode Klasik, kota Teotihuacan di Meksiko tengah juga ikut campur dalam politik dinasti peradaban Maya.

Namun, pada abad ke-9, peradaban Maya klasik runtuh, kota-kota Maya ditinggalkan, dan penduduknya berpindah ke utara.

Kemudian, pada periode Pascaklasik, kota Chichen Itza di utara mengalami kebangkitan, dan kerajaan Kiché di dataran tinggi Guatemala juga memperluas wilayahnya.

BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Hilangnya Suku Maya dari Peradaban

Kekaisaran Spanyol menjajah Mesoamerika pada abad ke-16, dan setelah penaklukan yang lama, Nojipeten, kota Maya terakhir, jatuh ke tangan Spanyol pada tahun 1697.

Pada zaman klasik, kekuasaan berada di tangan raja-raja yang memerintah negara-kota, masing-masing dengan konsep "raja ilahi" yang bertindak sebagai perantara antara dunia nyata dan dunia tak kasat mata.

Jabatan raja diwarisi dari putra sulung melalui garis pihak ayah.

Calon Raja adalah Pemimpin Perang yang Handal.

BACA JUGA:Mengungkap Hasil Penelitian Arkeolog Tentang Peninggalan Suku Maya di Perairan Kuba

Politik Maya didominasi oleh sistem patronase tertutup, namun sistem politik masing-masing negara kota belum tentu sama.

Selama periode klasik akhir, kekuasaan kaum bangsawan meningkat, sehingga menurunkan kekuasaan "raja suci".

Peradaban Maya mengembangkan karya seni dari bahan tahan lama dan tidak tahan lama seperti kayu, batu giok, obsidian, batu, dan plester.

Terdapat juga berbagai macam karya seni, termasuk patung, keramik, dan mural.

BACA JUGA:Arkeolog Berhasil Temukan Sisa-sisa Bangunan di Perairan Kuba yang Berhubungan dengan Suku Maya yang Hilang

Kota Maya tidak memiliki rencana terpusat dan bangunan baru dibangun secara bebas.

Kategori :