PAGARALAMPOS.COM - Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat, dikenal akan keberagaman etnis dan budayanya yang khas.
Berada di tepian Sungai Kapuas dan Sungai Landak, Pontianak menjadi titik strategis dalam jalur perdagangan sejak masa lampau, menarik berbagai etnis untuk bermukim di sana.
Berdirinya Pontianak oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada abad ke-18, menjadikannya sebagai pusat aktivitas perdagangan.
Lokasinya yang berada tepat di garis khatulistiwa menarik minat banyak pedagang dari Tiongkok, Arab, India, hingga Eropa, yang singgah melalui perairan Kapuas.
BACA JUGA:Siap Menyusuri Sejarah di Kota Lama Semarang? Jangan Lewatkan Pesonanya!
BACA JUGA:Penasaran dengan Sejarah Candi Sambu? Temukan Jawabannya di Sini!
Keberadaan komoditas seperti lada, emas, kayu gaharu, dan karet menambah daya tarik bagi para pedagang, yang kemudian berinteraksi dengan penduduk setempat dalam berbagai kegiatan ekonomi dan sosial.
Beragamnya suku yang menetap di Pontianak, seperti Melayu, Tionghoa, Dayak, Bugis, dan Jawa, menciptakan identitas yang kaya dan unik bagi kota ini.
Setiap kelompok etnis membawa bahasa, tradisi, dan keyakinannya masing-masing, memperkaya khazanah budaya dan mendorong harmonisasi di antara mereka.
Komunitas Tionghoa, yang sebagian besar terlibat dalam perdagangan, memainkan peran besar dalam sektor ekonomi, sementara suku Melayu mendominasi di bidang pemerintahan dan politik, serta menjaga tradisi lokal.
BACA JUGA:Berani Berkunjung?! Inilah Bangunan Peninggalan Sejarah Paling Mistis di Indonesia!
Suku Dayak, penduduk asli Kalimantan, tetap mempertahankan adat budaya mereka, menambah warna dalam kehidupan masyarakat Pontianak.
Beragam tradisi dan festival dari berbagai etnis, seperti Cap Go Meh dan Gawai Dayak, semakin memperkuat ikatan sosial dan menciptakan daya tarik wisata tersendiri. Warisan budaya Pontianak juga terlihat dari arsitektur, kuliner, dan penggunaan bahasa sehari-hari.
Kawasan bersejarah seperti Keraton Kadriyah dan pecinan di sekitar pasar memperlihatkan jejak masa lalu yang masih lestari hingga kini.