PAGARALAMPOS.COM - Gunung Penanggungan, terletak di perbatasan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dihiasi oleh berbagai mitos dan misteri yang telah berabad-abad menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekitar.
Dengan ketinggian 1.653 meter di atas permukaan laut, gunung ini menawarkan pesona alam yang luar biasa, memadukan keindahan alam dengan aura mistis yang membuatnya menjadi destinasi menarik bagi para pendaki, petualang, dan wisatawan yang penasaran dengan sejarah dan cerita-cerita yang mengelilinginya.
Pesona Alam Gunung Penanggungan
Sebagai salah satu gunung yang terletak di jalur pegunungan Tengger, Gunung Penanggungan menawarkan pemandangan alam yang memukau.
Hutan yang lebat, udara sejuk, dan flora serta fauna yang beragam menjadi daya tarik tersendiri.
BACA JUGA:Temukan 100 Koin Kuno Romawi: Penemuan Bersejarah di Pegunungan Alpen!
Puncaknya, meski tidak setinggi Gunung Semeru atau Gunung Arjuna, tetap menawarkan pemandangan yang menakjubkan, terutama saat pagi hari ketika kabut tebal menyelimuti lembah dan puncaknya yang seolah menyatu dengan langit.
Pendaki yang memulai perjalanan dari basecamp dapat menikmati jalur pendakian yang cukup menantang namun tidak terlalu ekstrem.
Di sepanjang perjalanan, terdapat beberapa tempat yang menjadi lokasi favorit para pendaki untuk beristirahat, seperti Pos 1 dan Pos 2 yang menawarkan panorama lembah yang hijau.
Keindahan alam sekitar, dengan air terjun dan sungai kecil yang mengalir di lereng gunung, semakin memperkaya pengalaman pendakian.
BACA JUGA:Inilah Misteri Gunung Bromo: Kisah Sejarah yang Terus Hidup di Tanah Jawa Timur!
Mitos dan Misteri Gunung Penanggungan
Di balik keindahannya, Gunung Penanggungan sarat dengan mitos dan cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun.
Salah satu mitos yang terkenal adalah terkait dengan asal-usul nama gunung ini.
Beberapa orang percaya bahwa nama "Penanggungan" berasal dari kata "tanggung", yang artinya adalah "tempat bertanggung jawab", yang mengacu pada keberadaan gunung ini sebagai tempat spiritual dan ritual bagi masyarakat sekitar.