Salah satu kisah terkenal terjadi pada 1980-an ketika seorang peneliti dari luar negeri mengaku melihat sosok makhluk kecil di sekitar kawasan hutan Kerinci.
BACA JUGA:Gunung Sindoro: Jejak Sejarah dan Cerita Mistis di Balik Keindahannya
Peneliti tersebut menggambarkan Uhang Padak sebagai makhluk dengan tubuh kekar, berbulu lebat, namun memiliki wajah yang mirip manusia.
Selain itu, penduduk lokal juga memiliki cerita-cerita tentang Uhang Padak yang menghilang dalam sekejap atau tiba-tiba mengeluarkan suara-suara aneh di malam hari.
Konon, Uhang Padak tidak hanya pandai bersembunyi tetapi juga bisa menimbulkan rasa takut bagi siapa saja yang berniat mengganggu atau mengejarnya.
Beberapa pendaki bahkan percaya bahwa mereka bisa tersesat jika mencoba mencari makhluk ini terlalu jauh ke dalam hutan.
BACA JUGA:Menguak Rahasia Gunung Sindoro: Legenda, Sejarah, dan Mitos yang Melekat
Hubungan dengan Kepercayaan Lokal
Kepercayaan akan keberadaan Uhang Padak sangat erat kaitannya dengan budaya masyarakat Kerinci.
Masyarakat setempat percaya bahwa hutan dan gunung merupakan rumah bagi makhluk-makhluk gaib yang harus dihormati.
Oleh karena itu, ketika mereka berada di hutan, mereka akan berhati-hati dalam bersikap dan tidak sembarangan berteriak atau merusak alam.
Uhang Padak bagi mereka bukan sekadar makhluk misterius, tetapi juga lambang penghormatan terhadap alam dan ekosistem di sekitarnya.
BACA JUGA:Mengenal Suku Arfak: Kekayaan Tradisi dan Sejarah dari Pegunungan Papua
Masyarakat percaya bahwa Uhang Padak adalah penjaga alam yang akan melindungi kawasan hutan dari tangan-tangan yang berniat merusak.
Oleh karena itu, ketika seorang pendaki atau pemburu memasuki kawasan hutan Kerinci, mereka akan diingatkan untuk tidak melanggar aturan adat agar tidak mendapat gangguan dari makhluk halus, termasuk Uhang Padak.
Misteri yang Masih Belum Terpecahkan