Selain sebagai pusat perdagangan, Kandis juga memiliki kekayaan budaya yang melimpah.
BACA JUGA:Menjejak Keagungan Masjid 1000 Tiang di Jambi: Apa Saja Sejarah di Balik Kehebatannya?
Masyarakat Kandis dikenal memiliki tradisi yang kaya, terutama dalam seni pertunjukan, kesenian, dan kerajinan tangan.
Salah satu produk budaya yang terkenal dari daerah ini adalah ukiran kayu, yang masih menjadi warisan budaya hingga sekarang.
Pengaruh Agama dan Kebudayaan
Kerajaan Kandis juga berperan besar dalam penyebaran agama Hindu-Buddha di wilayah Sumatera.
Seiring dengan pengaruh jalur perdagangan, para pedagang dari India membawa ajaran-ajaran agama Hindu dan Buddha yang memengaruhi struktur kepercayaan masyarakat Kandis.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah PALI: 4 Tempat Wisata Bersejarah yang Wajib Dikunjungi
Beberapa peninggalan yang menunjukkan pengaruh agama ini ditemukan dalam bentuk arca dan prasasti yang mengindikasikan adanya hubungan erat antara Kerajaan Kandis dengan kerajaan-kerajaan besar lainnya, seperti Kerajaan Sriwijaya yang terletak di wilayah Sumatera Selatan.
Pada abad ke-13, Islam mulai memasuki wilayah Kandis, yang kemudian berkembang pesat dan menjadi agama utama di kawasan ini.
Hal ini membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Kandis, yang terus berkembang hingga menjadi bagian dari kebudayaan Melayu yang khas.
Keruntuhan Kerajaan Kandis
Seperti halnya kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, Kerajaan Kandis mengalami masa kemunduran.
BACA JUGA:Misteri Batu Megalitikum Lahat: Karya Manusia Prasejarah atau Kutukan Si Pahit Lidah!?
Salah satu faktor utama keruntuhan kerajaan ini adalah serangan dari kerajaan-kerajaan besar di sekitarnya serta perubahan politik dan ekonomi yang terjadi akibat jalur perdagangan yang semakin berkembang.
Meskipun begitu, jejak-jejak sejarah Kerajaan Kandis tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya Sumatera.