Tahun 383 M menjadi titik balik dalam hidup Maximus ketika ia memutuskan untuk memberontak melawan Kaisar Gratianus.
BACA JUGA:Menjejak Keagungan Masjid 1000 Tiang di Jambi: Apa Saja Sejarah di Balik Kehebatannya?
Ia memobilisasi pasukannya di Britania dan menyerang Gratianus di Gaul (sekarang Prancis), tempat Gratianus akhirnya dibunuh.
Setelah kemenangan ini, Maximus mendeklarasikan dirinya sebagai Kaisar di wilayah barat Kekaisaran Romawi, meliputi Britania, Galia, dan Spanyol.
Meski sempat diakui oleh kekaisaran bagian timur, Maximus menghadapi penolakan dari Kaisar Theodosius I yang menguasai wilayah timur.
Konflik antara mereka berujung pada perang saudara yang melemahkan kekaisaran.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah PALI: 4 Tempat Wisata Bersejarah yang Wajib Dikunjungi
Pada tahun 388 M, Maximus dikalahkan dan ditangkap oleh Theodosius. Hukuman mati dijatuhkan padanya, dan demikianlah karier serta hidup Maximus berakhir.
Namun, kehadirannya meninggalkan dampak besar, terutama di tanah Britania yang merasa kehilangan salah satu pemimpin yang kuat.
Legenda di Tanah Wales
Di balik sejarah hidupnya yang berakhir tragis, Maximus menjadi sosok legendaris di Wales.
Dalam legenda setempat, ia dikenal dengan nama "Macsen Wledig."
BACA JUGA:Misteri Batu Megalitikum Lahat: Karya Manusia Prasejarah atau Kutukan Si Pahit Lidah!?
Menurut tradisi Wales, Maximus adalah pendiri beberapa dinasti lokal yang berpengaruh.
Setelah kepergiannya, nama Maximus tetap hidup di antara masyarakat setempat sebagai sosok yang membawa stabilitas dan kemakmuran.
Dalam sastra dan folklore Wales, kisah Maximus juga muncul dalam "Mabinogion," kumpulan legenda abad pertengahan Wales.