PAGARALAMPOS.COM - PDKT, atau proses pendekatan, adalah tahap awal yang penuh keintiman antara dua individu, umumnya antara pria dan wanita, yang berniat membangun hubungan yang lebih dekat.
Tradisi ini telah ada sejak zaman dahulu, termasuk dalam budaya masyarakat Besemah di Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Salah satu cara PDKT yang khas dalam budaya Jeme Pagar Alam adalah Nyemantung. Nyemantung adalah ritual yang dilakukan di Bessema dan sekitarnya, sering kali dilakukan secara kelompok dengan teman-teman.
Di masa lalu, tradisi ini lebih banyak diikuti oleh pria, baik yang lajang maupun janda, di wilayah Bessema. Dalam proses ini, pria yang tertarik biasanya akan mengunjungi rumah wanita atau janda yang ia suka.
BACA JUGA:Gaya Bersepeda Paling Keren ala Artis Cowok Indonesia: Inspirasi Fashion di Jalanan!
Sebelum berkunjung, ia mengirimkan surat berisi pesan untuk mengatur pertemuan dan memberi tahu wanita tersebut untuk bersiap menyambut kedatangannya.
Saat tiba di rumah wanita yang dituju, pria tersebut tidak datang dengan tangan kosong. Ia membawa bahan mentah seperti beras, kelapa, minyak sayur, ayam, dan bebek.
Bahan-bahan ini kemudian dimasak bersama di rumah wanita tersebut, menciptakan suasana yang akrab dan hangat.
Selama menunggu hidangan siap, mereka menghabiskan waktu dengan bercakap-cakap dan bercanda. Setelah makanan matang, mereka menikmati hidangan bersama, biasanya setelah salat Isya.
BACA JUGA:Tren Fashion Pria 2024: Menggali Gaya dari Suit Elegan hingga Streetwear Korea
BACA JUGA:9 Rekomendasi Tren Fashion Jepang Terbaru, Buruan Coba!
Jika pria mulai merasakan cinta, hubungan mereka biasanya akan semakin dekat, terutama setelah panen padi.
Tradisi Nyemantung telah menjadi bagian dari proses PDKT sejak sekitar tahun 1970-an.
Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai pudar akibat pengaruh budaya asing dan perkembangan zaman. Secara keseluruhan, budaya Nyemantung berfungsi untuk memperkuat ikatan dan memperdalam saling pengertian antara pria dan wanita.